Tafsir Mimpi SBY Satu Gerbong Kereta SBY-Jokowi-Megawati, Tiket Dibelikan Presiden Terpilih 2024

[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden RI ke-6 sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba-tiba bermimpi melakukan perjalanan menggunakan kereta api bersama Presiden RI ke-7 Joko Widodo dan Presiden RI ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.

Tiket perjalanan tiga mantan Presiden RI itu dibelikan oleh Presiden RI ke-8 atau Presiden terpilih 2024. 

Cerita itu disampaikan SBY melalui akun Twitter-nya, @SBYudhoyono pada Senin (19/6/2023), satu hari setelah Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu.

Ada empat rangkaian twit yang disampaikan SBY seperti bisa dibaca dan dilihat pada screnshot di atas.

Tafsir Mimpi

Lantas, apa tafsir mimpi SBY tersebut? 

Ada yang menafsirkan, seperti dilansir TEMPO, mimpi SBY itu bisa jadi merupakan sebuah harapan adanya bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil presiden (bacawapres) 2024 yang didukung dan disetujui oleh SBY, Jokowi, dan Megawati.

Atas dasar pertimbangan itu, SBY lewat mimpinya bisa jadi pula ditafsirkan sebagai upaya menjodohkan Ganjar Pranowo dan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Diketahui, PDIP saat ini mengusung Ganjar Pranowo sebagai bacapres 2024 dan belum memiliki bacawapres sebagai pendampingnya.

Sementara, Partai Demokrat mengusung Ketua Umum Partai Demokrat AHY yang disodorkan sebagai bacawapres Anies Baswedan. Meski begitu, sampai tulisan ini ditayangkan, AHY belum resmi diumumkan oleh Anies.

Saat bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, AHY sempat mengatakan Demokrat dan PDIP sama-sama menginginkan tidak terjadi perpecahan dan bisa mencari kesamaan di antara kedua partai tersebut.

"PDIP maupun Demokrat adalah sama-sama nasionalis. Merah putih, Pancasilais, dan tentu kita tidak ingin terjadi perpecahan di antara kita karena politik sesaat. Oleh karena itu banyak hal yang bisa kita cari kesamaannya," kata AHY saat konferensi pers Dialog Politik Rekonsiliasi PDIP-Demokrat, di Plataran Hutan Kota, Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad 18 Juni 2023.

Saat itu, AHY juga mengaku dititipi pesan ayahnya, SBY. "Pak SBY menitipkan, semoga pertemuan ini membawa kebaikan dan keberkahan," ungkap AHY.

Pesan SBY tersebut, kata AHY, disampaikannya saat berziarah di Taman Makam Pahlawan. Di momen tersebut, SBY teringat sosok almarhum Taufiq Kiemas yang pusaranya tak jauh dari almarhumah istrinya, Ani Yudhoyono.

"Beliau berdua bersahabat semasa hidupnya dan tentunya mudah-mudahan di alam kuburnya tersenyum melihat kebersamaan hari ini," ujar AHY mengingat pesan SBY.

Di lain sisi, kata AHY, PDIP sendiri punya koalisi yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai bacapres. "Menyadari posisi kedua partai, justru jadi sangat terbuka. Akhirnya tidak ada rasa tidak enak untuk menyampaikan hal-hal yang memang bagus untuk saling kita ketahui saling kita bicarakan," ucapnya.

Tanggapan Demokrat

Dihubungi Kompas.com, Senin (19/6/2023) Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengungkapkan, mimpi SBY merupakan sebuah harapan untuk masa yang akan datang.

Meski tak mengetahui kapan mimpi itu terjadi, Syarief menuturkan, SBY ingin komunikasi dengan Jokowi dan Megawati berjalan lancar.

“Dia punya mimpi suatu saat tiga mantan presiden bisa bertemu dan menjemput presiden ke 8. Jadi pemilu lancar, komunikasi dari mantan presiden ini bagus. Negaranya juga baik,” ujar Syarief, dilansir Kompas.com.

Namun, ia enggan berandai-andai bahwa cuitan SBY itu merupakan sinyal Demokrat bakal berkoalisi dengan PDI-P dalam pemilihan presiden (pilpres) mendatang. Bagi Syarief, SBY ingin Demokrat dan PDI-P bisa sama-sama membangun Indonesia.

“Artinya bersama lah, bukan berkoalisi. Kalau bersama itu kan luas artinya,” ucap dia.

Lebih lanjut, Syarief memaparkan, komunikasi SBY dan Megawati sebenarnya masih berjalan. Keduanya sering bertegur sapa ketika bertemu dalam acara resmi negara.

Hanya saja, komunikasi dua figur tersebut tidak berlangsung secara intens. Begitu pula dengan Jokowi, Syarief mencatat selama Jokowi menjabat, SBY tak banyak berkomunikasi cukup serius dengan mantan Wali Kota Solo itu.

“Seingat saya (komunikasi SBY dan Jokowi berjalan intens) hanya dua kali selama delapan tahun ini,” imbuh dia.

Beri sinyal dukungan ke Ganjar?

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai cuitan SBY sangat mungkin merupakan sinyal politik yang menunjukan ketertarikan Demokrat untuk memberikan dukungan pada Ganjar.

“Sekalipun Jokowi turun di Solo, SBY turun di Pacitan, dan Megawati lanjut ke Blitar, tapi ketiga tokoh itu berada di gerbong yang sama. Ini pesan politik tingkat tinggi yang dikirim ke PDI-P, Megawati, dan Jokowi soal islah politik di 2024,” papar Adi pada Kompas.com, Selasa (20/6/2023).

Menurut Adi, cuitan SBY mesti menjadi perhatian Anies. Pasalnya, pesan itu sangat mungkin menjadi sinyal bahwa Demokrat bakal hengkang dari Koalisi Perubahan.

“Anies layak was-was ditinggal Demokrat. Itu pernyataan resmi SBY, bukan sebatas hore-hore. SBY itu tipikal pemimpin serius yang tak pernah main-main dengan kalimat politiknya,” ucap dia.

“Kans koalisi PDI-P dan Demokrat tentu cukup terbuka. Cuitan Twitter hari ini, SBY menegaskan ketertarikan untuk merajut kerja sama politik dengan Megawati. Itu tak mudah bagi SBY menyatakan ketertarikannya secara terbuka,” imbuh Adi.

Siapa Sosok Presiden ke-8?

Sementara itu, Ketua DPP Partai Nasdem Taufik Basari berharap sosok presiden ke-8 RI yang ada di mimpi SBY adalah Anies Baswedan. Dengan begitu, Nasdem punya mimpi yang sama dengan SBY.

"Ya kalau dari Partai Nasdem jelas, kita harapannya adalah Pak Anies Baswedan. Mudah-mudahan itu yang terjadi. Dan ini mudah-mudahan impian kita sama, sama dengan Pak SBY, Presiden ke-8 adalah Pak Anies Baswedan," ujar Tobas saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

Menurut Tobas, secara keseluruhan, SBY menginginkan pemilihan umum (Pemilu) 2024 berjalan dengan aman dan damai melalui mimpinya. Selain itu, menurutnya, SBY juga ingin tidak ada pihak yang saling menjatuhkan dalam Pemilu 2024.

(Sumber: TEMPO, KOMPAS)
Baca juga :