Surat Terbuka untuk Rekan-rekan Indigo (anak indigo ini sedang dipersiapkan oleh pasukan jin untuk menjadi dukun)

Surat Terbuka untuk Rekan-rekan Indigo

Oleh: Ustadz Yani Fahriansyah

Sebenarnya, anak indigo -definisi saya adalah mereka yang memiliki bibit kemampuan mistis- itu sedang dipersiapkan oleh pasukan jin yang mengikutinya untuk menjadi dukun. Karena itu dari kecil, orang indigo sudah mulai didekati dan dibantu para jin memiliki beberapa kemampuan ini dan itu. Kemampuan tembus pandang seolah-olah video kehidupan orang lain terputar di hadapannya, mendengar suara jin dan suara-suara lain yang tidak didengar manusia standar, membaca pikiran orang lain, kemampuan mengobati penyakit, dll adalah menu harian yang terpampang.

Kemampuan ini akan semakin menjadi-jadi jika yang bersangkutan terlalu polos dalam kehidupan terlebih nihil ilmu tauhid dan akidah. Apalagi sekiranya si indigo menikmati keuntungan dan semakin bergembira dengan kelebihan luar nalar yang dibantu dedengkot jin tersebut. Karena itu, setelah para indigo ini menjadi sandro (dukun -bhs Sumbawa), atau bahkan tidak menjadi dukun namun memiliki kemampuan itu, atau mungkin tidak mau disebut dan diklaim sebagai dukun, mereka akan mengatakan bahwa ini anugerah dari Allah. Ini realita di kalangan awam kaum muslimin.

KENAPA ADA KASUS INDIGO TIDAK TUNTAS WALAUPUN RUTIN MELAKSANAKAN IBADAH, BAHKAN RUQYAH?

Sebab ada langkah utama dan pondasi besar yang luput dijalani.

Hijrah yang luput dari para indigo, padahal ini terapi dahsyat untuk indigo, adalah hijrah lahir dan bathin lalu MEMPELAJARI AKIDAH DAN TAUHID YANG SHAHIH.

Pembahasan akidah dan tauhid akan merekonstruksi cara pandang tentang hubungan hamba terhadap Allah -yang itu tidak hanya melulu terkait ibadah-, cara pandang terhadap takdir, konsep ibadah, paparan iman, alam ghaib, al-Qur’an, dan lain-lain yang merupakan sub tema akidah/tauhid; dan tentunya pula adalah merombak cara pandang terhadap syirik yang mungkin itu dulu nihil ilmunya. Indigo itu terkait jin dan dunia kesyirikan. Karena itu, tidak mungkin indigo tuntas tanpa hijrah dan berbenah dalam urusan tauhid dan akidah. Ikuti pembahasan-pembahasan akidah dan tauhid dalam naungan manhaj salaf karena manhaj salaf adalah dakwah yang salah satu poros utamanya adalah membenahi akidah dan tauhid yang murni disarikan dari Al-Qur’an dan hadits sebagaimana pemahaman generasi terbaik umat ini. Tentu mengikuti majelis akidah/tauhid bukan sekali dua kali pertemuan namun seterusnya, dan itulah kewajiban seorang muslim.

Kemurnian akidah dan tauhid tak akan tergapai kecuali dengan mempelajarinya sesuai dengan pemahaman akidah dan tauhid yang digariskan dan diwariskan para as-salaf as-shalih. Ini yang tidak dipahami dan dijalani oleh banyak indigo termasuk oleh sebagian artis yang indigo, pula oleh masyarakat awam di pedesaan di negeri ini.

Dari banyak kisah para indigo hijrah dan mengikuti kajian akidah dan tauhid, tak sedikit di antara mereka yang muntah-muntah dan merasa mual di tempat kajian. Saya pernah mendengar langsung seorang dai bahwa ada ibu-ibu berkisah langsung di majelis tauhid yang beliau ampu, susuk si ibu yang dulunya ia pasang dengan motif tertentu tiba-tiba berjatuhan di majelis ilmu. Masyallah. Tentu reaksi masing-masing indigo berbeda-beda di majelis, bahkan ada yang tidak bereaksi sama sekali, bahkan tak mesti bereaksi. Terpenting adalah merombak pemahaman dan upgrade ilmu sembari meniatkan itu untuk merontokkan pasukan jin.

LALU HIJRAH INDIGO selanjutnya yang masih BOLONG ADALAH TIDAK MELAZIMI MAJELIS ILMU SYAR'I.

Ilmu syar'i adalah mata air kebaikan dan keberkahan yang tiada putus-putusnya. Ilmu syar'i adalah pondasi utk seluruh ibadah dan amal shaleh. Ia adalah salah satu prinsip agung dalam manhaj salaf. Amal shaleh yang terlaksakan namun tidak didasari ilmu syar'i tidak akan memberi pengaruh dan efek apapun kepada para jin yang mengikuti dan menempeli para indigo. Ini dikarenakan pondasi diterimanya sebuah amal, selain ikhlas, adalah sesuai dengan apa yang telah dituntunkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam terkait amal tsb. Amal yang dikerjakan sesuai dengan petunjuk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam lah yang disebut sebagai penerapan amal yang didasari ilmu.

Selain itu, majelis ilmu sendiri adalah majelis yang diberkahi lagi diselimuti rahmat dan dinaungi kepakan sayap malaikat sebagai bentuk penghormatan dan peagungan dari malaikat² tsb. Ketika sebuah majelis dipenuhi malaikat, para jin itu semakin menjauh. Dan ini adalah salah bentuk terapi bagi indigo.

Para indigo mestilah melazimi majelis ilmu. Ia tak boleh jauh dari radius ilmu, sebab semakin dia bodoh dan menjauh dari ilmu, para syaitan itu semakin menancapkan akar-akar ilmu hitam dan kesesatannya. Jika tidak perhatian dengan ilmu syar’i, para syaitan itu akan menghalangi kehidupan si indigo ini dari segala lini hingga si indigo ini tak berkutik menjadi tawanannya lahir dan batin.

Tidak ada keindahan dalam mimpinya di setiap malam. Yang ada adalah mimpi-mimpi yang menggelisahkan terkait dirinya sendiri, hingar-bingar kehidupan orang lain, bahkan hal-hal aneh tentang dunia dan dunia lain.

Setiap hari siang dan malam, mata mereka terbuka selebar-lebarnya tentang dunia lain. Jin-jin yang ia lihat dengan berbagai bentuk, rupa, warna dan tingkah laku menyapanya baik menaruh hormat dan perhatian atau memandangnya dengan sinis.

Masa lalu setiap orang yang menjadi lawan bicaranya terpampang jelas di depan matanya berupa putaran video –ada yang disertai audio dan ada yang tidak- yang hanya ia sendiri yang bisa melihat. Walaupun ia berusaha berdamai dengan hati dan perasaannya terkait pemandangan itu, ada perasaan risih dan tak nyaman yang membuatnya begitu terganggu.

Mereka pula mesti melazimi dzikir pagi dan petang namun dzikir yang dipastikan bahwa kevalidannya shahih bersumber dari Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Tak boleh baginya mengamalkan dzikir penuh bid'ah. Kalau dzikir-dzikir bid’ah ia amalkan, bukan ketenangan yang ia dapatkan sebab jin-jin yang ada semakin menjadi-jadi.

Mereka pula mesti berteguh hati dan berkepribadian kuat dalam menolak tawaran dan pemberian para jin yang datang kepadanya semisal keris ghaib sakti, permata, pedang warna ini dan itu, mahkota, kain selendang, sabuk emas dan berbagai benda lainnya yang merupakan instrumen penguat kesaktiannya.

Muslimah indigo mengalami perjuangan sengit utk berubah dan tak lain mesti menikah dengan lelaki shaleh dan paham aqidah dan tauhid yang benar. Kalau tidak begitu, indigonya akan tambah parah dan menurun ke anak-anak. Pula akan semakin menghancurkan rumah tangganya cepat atau lambat, disadari atau tidak.

Nantinya, saat-saat awal hijrah sehijrah-hijrahnya adalah masa-masa tersulit bagi orang indigo. Sebab akan ada perlawanan dari pasukan jin tersebut. Bahkan akan mengganggu fisik, walaupun jenis gangguannya berbeda setiap orang. Ada yang badannya serasa diikat, ditahan, seperti ada yang memukul, rumah tambah seram, dan hal-hal lain yang intinya menghalangi orang indigo utk bergerak ke arah lebih baik lahir dan bathin.

IINDIGO dan AL-BAQARAH

Al-Qur'an dan doa adalah senjata orang beriman dan ini harus digunakan setiap saat sebab syaitan sebagai musuh tak akan diam sedikitpun melihat targetnya hijrah ke manhaj salaf. Bacalah Al-Baqarah setiap hari. Setelah tamat Al-Baqarah, baca lagi dan lagi. Itu menjadi tilawah harian. Jauhi music. Musik adalah hiasan dan seruling syaitan.

Ketua pasukan jin yang mengikuti orang indigo, apapun kekuatannya, tak akan pernah mampu mengalahkan Al-Baqarah.

اقْرَؤُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلا يَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ رواه مسلم

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bacalah surah al-Baqarah, karena sesungguhnya selalu menetapinya mendatangkan keberkahan, sedangkan meninggalkannya akan mengakibatkan penyesalan, dan para tukang sihir tidak akan mampu mengalahkan al-Baqarah.. [HR. Muslim]

Harus diakui memang, butuh waktu bagi para indigo untuk berjuang. Namun di balik itu, sebenarnya alur kehidupannya tsb adalah tangga menuju hidayah Allah.

Wallahu a’lam. 

Baca juga :