Oleh: Budi Saks
Sebetulnya buat apa siswa sekolah diwisuda pake toga dengan dandanan ala mahasiswa padahal yang mewisuda bukan guru besar...?
Karena ini bagian dari kapitalisme pendidikan.
Aku bisa bilang begini karena sempat juga main di bisnis ini sebagai vendor dokumentasi foto dan videonya jadi dari harga yang kami ajukan sudah include "jatah preman" buat wakasek dan kepala koperasi sekolah yang entah dibagi kesiapa lagi.
Gitu cara maennya.
Tapi setelah lumayan lama main dengan cara begitu aku ga pernah dapat job lagi karena sesudah paham haramnya praktek suap menyuap aku menolak membagi "jatah preman" ke para oknum sekolahan itu. Ga berkah bung!
Aku sendiri tak punya ingatan tentang wisudaku selain waktu kelulusan SMA ibuku datang jauh jauh ke Malang demi menghadiri perpisahan kelas 3 dan kami pulang naik becak dari Kendalsari ke Soekarno-Hatta mampir dulu ke studio foto karena ibuku pingin sekali berfoto dengan anak lelakinya yang entah apa yang bisa dibanggakan padahal.
Saat itupun cuma berkemeja putih celana hitam plus dasi. Tidak ada toga togaan kayak mahasiswa jadi ya senormalnya siswa lulus saja eh malah sekarang bocah PaUd pun bertoga toga ala mahasiswa.
Jaman kuliah malah aku dan gerombolanku punya tradisi berdemonstrasi di event event wisuda mahasiswa terutama s1. Jadi ketika para wisudawan keluar gedung acara wisuda biasanya disambut karangan bunga dan berbagai ucapan selamat mereka juga terperanggah oleh teror spanduk spanduk aksi yang kami bentangkan...isinya antara lain "apakabar idealisme?" "Selamat menapaki kenyataan" "hidup budak korporat" "selamat jalan wahai calon budak milenium" "jangan lacurkan idealisme demi kapitalisme" dll sebagainya malah pernah ada yang perform art dengan tali gantungan melilit dileher bertuliskan KAPITALISME pada talinya...wkwkwk
Dan sekarang spirit kapitalisme itu sudah merasuk hingga dunia perPAUDan rupanya berlagak cendekia tanpa paham makna dan esensinya...
Aaah lagipula semua patuh patuh saja...
(fb)