[PORTAL-ISLAM.ID] Kemarin tepat 5 tahun wafatnya Ustadz Hari Moekti (25 Maret 1957 – 24 Juni 2018). Semoga Allah mengangkat derajat beliau ditengah orang-orang yang mulia disisi Allah.
Sebelum Hari Moekti Gabung HTI
Jauh sebelum ikut HTI, Hari Moekti pernah dibaiat Jamaah Imran yang membajak pesawat Garuda Woyla. Dia diselamatkan ayahnya bahkan kemudian tersohor sebagai rocker.
Sebelum 1990-an, Hariadi Wibowo alias Hari Moekti dikenal sebagai penyanyi rock, dan setelah 1990-an dia dikenal sebagai pendakwah. Dia sudah lama hijrah, jauh sebelum hijrah menjadi tren seperti sekarang.
Hari Moekti dikenal sebagai tokoh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dia menjadi ustad dan aktif berdakwah. Popularitasnya tak membuatnya aji mumpung untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR. Agama bukan mainan politik baginya.
“Jangan gunakan ajaran agama untuk menipu umat karena balasan dari Allah akan sangat pedih,” kata Hari Moekti seperti dicatat Salman Iskandar dalam 99 Tokoh Muslim Indonesia. Laki-laki kelahiran kota tangsi Cimahi, 25 Maret 1957 ini lebih memilih ketenangan dengan jauh dari dunia politik.
Soal ketenaran, Hari Moekti sudah kenyang pada masa mudanya. Waktu berkiprah di kancah musik rock, dia terkenal dengan lagu-lagunya antara lain Ada Kamu, J.J.S Lintas Melawai, Satu Kata, Apel Pertama, dan lainnya. Perjalanan kariernya tidak instan. Masa mudanya juga penuh dengan gejolak seperti musik rock. Sejak remaja dia suka teriak-teriak. Dia mulai menyanyi dari kampung ke kampung.
Rupanya waktu baru lulus SMA, seperti dicatat majalah Matra, November 1994, Hari Moekti nyaris ikut dalam kelompok garis keras Jamaah Imran yang dipimpin oleh Imran bin Muhammad Zein. Namun, ayahnya yang anggota Korps Baret Merah Angkatan Darat (Kopassus) mencium gelagat bocah badung yang tak bisa diam ini.
Hari Moekti dibaiat di Masjid Salman, Bandung, jauh sebelum Jamaah Imran menjadi musuh pemerintah. Pada 1981, pengikut Jamaah Imran membajak pesawat Garuda Woyla. Pesawat itu digiring ke luar negeri namun berhasil dilumpuhkan oleh tim Kopassus yang kala itu bernama Kopassandha. Ketika pembajakan itu terjadi, Hari Moekti sudah tidak berkaitan lagi dengan Jamaah Imran.
Hari Moekti diselamatkan ayahnya. Dia dikirim ke tempat kakaknya di Semarang. Di sana, dia bekerja sebagai room boy di Patra Jasa Hotel. Namun, pekerjaan itu tidak lama dilakoninya.
“Saya berhenti kerja dari hotel itu bukan lantaran menganggap pekerjaan tersebut hina. Tapi karena saya ingin dan merasa punya bakat menyanyi,” kata Hari Moekti kepada Matra.
Hari Moekti kemudian menjadi penyanyi di sebuah pub di Semarang. Kiprah awalnya sebagai penyanyi tidaklah buruk. Kala itu dia masih suka mabuk dan berkelahi. Dia pernah ditusuk dan ditodong pistol.
Hari Moekti kembali ke Bandung pada 1980 lalu mendirikan New Bloody. Pada 1982, dia ke Jakarta dan bergabung dengan Makara Band. Pada 1985, dia pernah bernyanyi untuk Krakatau. Dia kemudian bergabung dengan Spirit Band setelah ikut festival lagu populer pada 1987 dengan membawakan lagu Kegelapan. Dia terkenal setelah masuk dapur rekaman dengan lagu Ada Kamu.
Setelah terkenal di dunia hiburan, pada 1995 Hari Moekti memilih jalan baru dalam menjalankan Islam. “Dalam pencarian makna hidup yang sesuai syariat agama itu, Kang Hari (Hari Moekti) menemukan visi yang sama dengan kelompok dakwah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI),” tulis Salman Iskandar dalam 99 Tokoh Muslim Indonesia.
Setelah bergabung dengan HTI, Hari Moekti jauh dari pemberitaan dunia hiburan. Dia hanya berdakwah dan menjauhkan diri dari politik bahkan kekerasan seperti yang dilakukan pengikut Jamaah Imran. Dia meninggal dunia pada 24 Juni 2018.
LAHUL FATIHAH...
(Sumber: Historia)