Oleh: Ustadz Dr. Zulfi Akmal
Tadi pagi salah seorang dari jama'ah yang rutin ikut kajian mingguan dengan saya sampai di Makkah untuk mengerjakan ibadah haji.
Setelah agak tenang, beliau menelpon tiga orang anaknya yang ditinggal di rumah. Ketiga-tiganya laki-laki. Yang paling tua sudah bekerja, yang nomor dua masih kuliah dan yang paling kecil kelas 3 SMA.
Saya yang berada di samping beliau ikut mendengarkan percakapan ayah dan anak itu karena suara spikernya sengaja dikeraskan.
Hal pertama yang ditanyakan bapak itu adalah tentang shalat Shubuh tadi pagi. Jawaban anak bapak itu membuat beliau kecewa. Sebab tidak ada satupun yang shalat ke masjid, bahkan salah satunya shalat Shubuh kesiangan karena tidak mau dibangunkan saudaranya.
Setelah selesai menelpon bapak itu mendesah, lalu berkata: "Begitulah susahnya mendidik anak untuk mengerjakan shalat. Semenjak kecil saya kontrol shalatnya, ingatkan selalu, bahkan saya sertai untuk berjama'ah di masjid. Tapi di saat pengawasan lemah, mereka lalai mengerjakannya. Khawatirnya tidak mau melaksanakan sama sekali".
Tidak heranlah bila Allah menyuruh dalam memerintahkan anak dan keluarga untuk mendirikan shalat secara khusus.
{ وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَیۡهَاۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقࣰاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ }
Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabarlah dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa. [Surat Tha-Ha: 132]
Memang, tidak ada yang lebih sulit menanamkan kepada anak selain masalah shalat. Mengajar anak puasa sangatlah mudah. Apalagi haji, umrah, zakat dan yang lainnya.
{ رَبِّ ٱجۡعَلۡنِی مُقِیمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّیَّتِیۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَاۤءِ }
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." [Surat Ibrahim: 40]