Orang Arab itu ketika emosi hanya di lisan tak sampai mereka masukkan ke hati...
Ada kenalan muallaf dari Thailand cerita...
Dulu awal mula dipanggil kerja ke Yaman kalo ada salah-salah bos-nya teriak-teriak di ruang rapat, bos-nya memaki-maki dia, sampe ia berpikir itu adalah akhir dari kerjanya di Yaman.
Tapi setelah keluar ruangan, bosnya senyum manggil ayo makan bareng, ayo naik mobil bareng, dst...
Kejadian ini terjadi berkali-kali tiap ada salah mesti ia dimaki-maki dengan ucapan yang seakan menggambarkan akhir dari karirnya, dan ternyata selesai itu ya selesai...
Kemudian dia mengerti dan kemudian dia bilang ke ana:
"Satu hal dari beberapa hal yang membuat ana takjub dengan orang Arab, yaitu ketika selesai masalah, ya selesai, cukup keluar di lisan ketika emosi, ngamuk, maki-maki, tapi tak masuk ke hati. Beda dengan kita mungkin kalau sudah marah berarti ya sudah hati pun ikut campur dalam masalah itu pula."
*Waktu di Yaman dia belum masuk Islam, ia belajar banyak adat istiadat orang Arab Asli sana, dari kejujuran, muamalah dll.
Baru setelah pindah kerja berapa lama ke Indonesia ia masuk Islam.
(Aboud Basyarahil)