[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua BEM UI Melki Sedek Huang ramai dibicarakan setelah kritiknya ke Presiden Jokowi — menurut Melki — dipelintir. Saat itu Melki menyoroti akhir kekuasaan Jokowi dan menyinggung kata 'berdarah-darah'.
"Tahun ke depan adalah tahun ke-10 dan tahun terakhir. Mari kita lihat, apakah Presiden Jokowi ini mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik atau dengan berdarah-darah," kata Melki dalam video di kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP, dikutip Senin (26/6/2023).
Kalimat ini kemudian ramai disorot netizen. Narasinya menjadi 'Ketua BEM UI Meminta Jokowi Turun atau Berdarah-darah'.
Kepada kumparan, Melki kemudian memberikan penjelasan.
"Di situ gue, kan, jelas jelas ngomongnya, tahun ini, kan, tahun ke-9 Pak Jokowi, tahun depan tahun terakhir, mari kita lihat Pak Jokowi mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik atau berdarah-darah," kata Melki melalui sambungan telepon.
"Gue mengingatkan jangan sampai Pak Jokowi lepas landas mengakhiri kekuasaannya tidak baik," sambungnya.
Kalimat itu kemudian menurut Melki dipelintir oleh sejumlah situs/akun. Padahal konteks kalimatnya bukan meminta Jokowi turun dari jabatannya.
"Konteksnya adalah sebelum konten tersebut ada sejuta surat rakyat Indonesia untuk Pak Jokowi. Agar Pak Jokowi serius menegakkan demokrasi, perkuatlah. Ditanya MC (host podcast)-nya, seandainya tidak dijawab gimana?" ujar Melki.
"Mari kita lihat, Pak Jokowi mau mengakhiri kekuasaannya dengan baik-baik atau berdarah-darah. Tunjukkanlah iktikad baik ke masyarakat, gaungkan lagi gerakan antikorupsi," sambungnya.
"[Sejumlah situs/akun] itu kemudian melintir seakan-akan Ketua BEM UI meminta Presiden Jokowi turun atau berdarah-darah. Itu, kan, aneh banget tak melihat konteks lebih dalam."
Diancam hingga Diteror
Melki kemudian mengungkap, setelah videonya viral dengan narasi yang dipelintir, banyak ancaman yang dialamatkan kepadanya. Termasuk ancaman pembunuhan.
"Banyak golongan masyarakat yang terseret emosinya. Ancamannya luar biasa variatif sejak video diperluas, sampai sekarang notifikasi hape gue enggak tertampung lagi. Di Twitter, di-mention-mention, di-tag, di Instagram juga, semua postingan gue juga dikomen. Seribu komen lebih," urai mahasiswa Fakultas Hukum itu.
"Ada DM juga. Isinya ngajak duel, ngajak tawuran, ngajak berantem, ngancem gue berdarah-darah, ngancem gue dilaporin polisi, enggak lihat matahari lagi. Ancaman pembunuhan itu pasti. Ancamannya variatif sekali," sambungnya.
Berikut contoh kalimat ancaman yang dialamatkan ke Melki:
"Mau berdarah darah di mana bro? DM aja."
"Taruhan yuk siapa berdarah-darah duluan. Lu enggak turun sebagai Ketua BEM atau berdarah-darah."
"Woy bang jago, salam olahraga dululah bareng gue. Ajak bapak om lo bareng"
"Share loc bro, kita hajar habis habisan."
[kumparan]