Hidden Veil
(Jilbab Tersembunyi)
Di masa sebelum Erdogan dan partainya berkuasa, militer Turki yang melakukan kudeta terhadap Pemerintahan Erbakan (hasil pemilu demokratis) langsung menetapkan aturan larangan pemakaian jilbab di ruang negara.
Pegawai negeri, polisi, guru dll harus bekerja tanpa jilbab atau dipecat, bahkan mahasiswi dilarang mengenakan jilbab saat memasuki Universitas.
Militer beralasan, jilbab membahayakan akar sekularisme yang merupakan darah daging berdirinya Turki modern.
Dalam logika konyol kaum sekuler, jilbab adalah bentuk teror kepada para pelajar wanita lain yang tidak berjilbab. Konon, mereka yang berjilbab secara tak langsung menekan mental wanita tak berjilbab sehingga dia akan ikut berjilbab.
Di masa kelam ini para mahasiswi menyembunyikan kerudungnya dengan cara memakai wig panjang, agar terlihat seolah dia tak menutup rambut.
Para dosen dan petugas universitas kerap merakukan razia wig, demi memastikan para mahasiswi mereka tak ada yang berjilbab saat berkuliah.
Akhirnya segala larangan berhasil dihapus oleh Erdogan pada tahun 2013.
Di Indonesia juga pernah terjadi hal serupa. Ketika pada 1982 mendikbud Daud Jusuf era Orba menerbitkan aturan standar pakaian sekolah nasional yang intinya melarang jilbab dipakai di lembaga pendidikan negeri.
Ironisnya jilbab juga turut dilarang oleh sekolah-sekolah milik salah satu ormas Islam.
Para Ustadz yang mendakwahkan jilbab dan mengajari murid-murid perempuannya menutup aurat dipantau ketat karena dianggap menyebarkan paham radikal politik EKA (ekstrim kanan).
Mereka yang dianggap membahayakan siap-siap saja ketika malam hari rumahnya digedor-gedor oleh petugas dari Koramil. Ada yang langsung diciduk, ada juga yang baru diberi surat panggilan untuk menghadap ke markas militer.
Hoax bertebaran, membuat citra jilbab makin buruk di masyarakat luas. Isunya dagangan di pasar diracun secara acak oleh seorang wanita berjilbab. Akibat isu ini seorang wanita hamil dikeroyok di pasar hanya karena berjilbab.
Namun akhirnya buah dari perjuangan tanpa lelah para tokoh Islam, ormas dan pejabat yang pro Islam, pemerintah Orba mencabut larangan jilbab di tahun 1991. Butuh waktu 9 tahun lamanya.
Namun sayangnya karena sistem hukum yang buruk, para Ustadz yang kadung masuk daftar buronan "radikal" baru dipulihkan nama baiknya setelah Habibie berkuasa pada 1998. Terhitung sejak 1982 hingga 1998, 16 tahun hidup kucing-kucingan dengan negaranya sendiri.
Makanya sebagai Muslim, mau dia masih banyak dosa atau yang ahli ibadah, sudah selayaknya tak segan memburu kekuasaan.
Tidak ada yang hina dari memburu kekuasaan. Jika tak sanggup seutuhnya membawa kebaikan, maka minimal dapat mencegah kerusakan.
Bohong besar kalau cara menjadi negara maju adalah dengan membuang nilai-nilai konservatif bangsa.
Amerika sendiri maju pesat justru saat kaum konservatif dominan, sementara Amerika sekarang malah makin lemah syahwat karena kebanyakan mengurusi dubur.
Di bawah kelompok sekuler selama puluhan tahun pendapatan tertinggi rakyat Turki cuma di kisaran 3000-4000 dollar. Tapi di bawah Erdogan selama 20 tahun ini, pendapatan per kapita rakyat Turki sudah tembus 12 ribu dollar.
(Pega Aji Sitama)