Biar benci Islam yang penting naik Haji
Bubarnya Uni Soviet membuat negara ini berdiri pada 1991. Didominasi etnis Tajik, dan namanya menjadi Tajikistan atau negaranya orang Tajik.
Presiden pertama Tajikistan adalah Rahmon Nabiyev yang berkuasa lewat pemilu curang.
Akibatnya hasil pemilu ditentang keras oleh partai-partai oposisi. Gerakan dimotori oleh partai Islam yang dipimpin Syeikh Abdullah Nuri.
Tak cuma Islamis, gerakan ini juga didukung kaum reformis dan pro demokrasi yang kesal melihat tanda-tanda kediktatoran. Mereka muak karena baru keluar dari mulut Beruang (Uni Soviet), kini ganti masuk mulut Anjing.
Demi membendung oposisi, presiden Nabiyev menyebar senjata kepada para pendukungnya. Terdiri dari para elitis dan kroni2nya dari sejumlah klan yang pernah berkuasa di bawah Uni Soviet. Basis mereka adalah wilayah Leninabad dengan etnis Kulaybi.
Oposisi tak mau kalah. Melihat presidennya sudah main kasar, mereka berusaha mengimbangi dengan minta bantuan kepada mujahidin Tajik di Afghanistan.
Kelompok Panjshir yang dipimpin Syeikh Ahmad Masoud diyakini menjadi penyokong terbesar bagi oposisi Tajik.
Pertempuran pertama pecah Mei 1992. Dengan mudah pasukan oposisi menyudutkan pemerintah dan militannya.
Karena terdesak, pemerintah mengajak masuk pemerintahan. Maka terbentuklah pemerintahan gabungan. Kompromi ini berhasil mengakhiri perang sementara.
Pemerintahan gabungan bikin posisi Nabiyev terdesak. Wewenang dan pengaruhnya dipreteli oleh oposisi yang menduduki jabatan-jabatan penting. Bahkan dia ditangkap pada September 1992, jabatannya sebagai presiden dicopot.
Kekuasaan kini dipegang sepenuhnya oleh kelompok Islamis dan pro-demokratis.
Namun Rusia dan Uzbekistan tak senang melihatnya. Kedua tetangga itu segera memberi bantuan militer besar-besaran pada sisa-sisa pro rezim lama yang kalah.
Milisi Kulaybi bangkit dan menjadi kuat. Dengan dukungan penuh Rusia dan Uzbekistan, mereka mengusir pemerintah gabungan yang baru seumur jagung dari ibukota.
Pemerintahan baru pro Rusia didirikan. Emamoli Rahmon yang memimpin serangan diangkat sebagai presiden.
Rahmon dan milisinya melakukan pembersihan terhadap lawan politik. Pembantaian besar-besaran terjadi, para tokoh masyarakat dibunuh dan warga sipil diusir ke Afghanistan.
Agar tak dimusnahkan, oposisi membentuk payung persatuan bernama UTO (United Tajik Opposition). UTO terus mencari dukungan dari Afghanistan. Karena kehadiran Rusia, sebagian kecil mujahidin nekat masuk Tajikistan demi menghajar pasukan Rusia.
Perdamaian akhirnya terwujud lewat dukungan PBB di tahun 1997.
Perjanjian damai memberikan UTO posisi di pemerintahan sebanyak 30% dari jabatan yang ada. Oposisi juga diberi daerah otonomi khusus Gorno-Badakhstan.
Rupanya perjanjian itu hanya trik. Secara licik Rahmon mengingkari poin-poin yang disepakati. Pelan-pelan dia memecat orang-orang UTO dari pemerintahan.
Pemerintahan inklusif hanya berlangsung 3 tahun. UTO dihabisi dari dalam pemerintahan, sementara senjatanya terlanjur dilucuti.
Lemah tanpa senjata dan kekuasaan, Rahmon mulai menindas mereka. Dia membubarkan Partai Kebangkitan Islam Tajikistan. Menjadikannya partai terlarang dengan alasan radikal dan musuh negara.
Rahmon sangat alergi terhadap Islam. Jilbab dianggap budaya asing dan radikal, sehingga harus dilarang dari seluruh institusi negara. Sebagai pengganti jilbab, diperkenalkan pakaian tradisional Tajik bagi wanita Muslim.
Pemerintah pun melakukan razia jenggot. Warga yang kedapatan punya jenggot langsung dicukur paksa.
Sama seperti jilbab, jenggot dipandang sebagai simbol radikalisme yang bisa membahayakan negara.
Masjid dan madrasah yang dituduh radikal ditutup paksa. Alasannya bisa karena kurang dokumen perizinan, tidak layak dan sebagainya. Makanya tidak heran kalo masjid-masjid di Tajikistan ada yang jadi bioskop atau kafe. Jumlahnya yang dialihfungsikan gak main-main, 2000 bangunan.
Materi pengajaran Islam harus mendapat sertifikasi dari pemerintah. Ceramah diawasi. Khutbah diatur isinya.
Perempuan dilarang ke masjid. Anak-anak dilarang diajari tentang agama sebelum berumur 18 tahun. Mahasiswa Tajik yang belajar Islam di luar negeri dipulangkan paksa.
Anehnya, Rahmon beralasan kebijakan ini justru untuk menjaga kemurnian "Islam Tajik" dari pengaruh Islam radikal transnasional.
Rahmon yang sangat sekuler membantah dirinya benci Islam, alasannya dia telah 4 kali Haji dan Umroh, bahkan pernah masuk ke dalam Ka'bah atas undangan Kerajaan Arab Saudi.
Di bawah Rahmon, Tajikistan adalah negara yang sangat korup dan diktator. Putranya diangkat jadi kepala parlemen. Putrinya di kesekretariatan presiden, menantunya kepala Bank Nasional.
Untuk menyempurnakan kultus kediktatorannya, Rahmon diberi gelar bapak pendiri bangsa, bapak perdamaian dan bapak pemersatu bangsa. Kedudukannya juga di atas konstitusi. Dia dinyatakan kebal dari segala hukum. Berhak menganulir kebijakan besar yang tak disetujuinya. Bahkan bebas berpidato apapun di institusi manapun, biarpun dia gak diundang.
Sementara itu segala propaganda menentang radikalisme dan Islam transnasional demi kemajuan negara ternyata hanya kentut belaka. Rezimnya tak berhasil memakmurkan negara meski sudah 30 tahun berkuasa.
Rakyat Tajikistan tetap hidup dalam kemiskinan. Menjadi negara termiskin di Asia Tengah dengan pendapatan rata-rata penduduknya hanya Rp 1 juta per bulan.
(Fathi Nasrullah)