Berawal dari "Sekolah Minggu" Yang Menyasar Anak-anak Muslim

Oleh: Widi Astuti

Sampai saat ini kami masih merasa surprise. Seperti tak percaya kalau sudah belanja alat tulis dan snack hingga puluhan juta. Karena awalnya kami agak pesimis.

Saat awal open donasi itu kami tak terlalu berharap banyak. Kami hanya berniat berbagi ala kadarnya saja. Dalam arti, ada uang donasi masuk alhamdulilah, nggak ada ya sudah.  Dan berbagi alat tulisnya hanya sedapatnya uang donasi saja. Minimal bisa menyapa anak-anak TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur'an) yang kemarin diundang acara Sekolah Minggu

Semuanya berawal dari sebuah Sekolah Minggu di lereng Merbabu (daerah di Jawa Tengah -red) yang mengadakan acara meriah. Sebuah acara bertabur hadiah. Dan yang membuat kami tidak rela adalah peserta acara tersebut ada juga anak-anak yang muslim. Andai pesertanya hanya khusus internal mereka saja, maka kami tidak masalah. Tapi ternyata beberapa anak muslim yang sering mengaji di mushola juga turut hadir.

Kami bisa mengerti mengapa sebagian anak-anak muslim itu menghadiri acara Sekolah Minggu. Maksudnya kami mengerti jalan pikiran mereka. Namanya anak-anak itu pasti tidak tahan dengan iming-iming hadiah dan aneka snack. 

Terlebih orang tua mereka juga tak menghalangi. Karena orang tua mereka mayoritas kaum abangan yang tak faham batas-batas muamalah dengan non muslim. Jika hanya muamalah biasa memang tak mengapa. Tapi jika sudah melanggar aqidah, maka tidak boleh.

Dan mayoritas orang tua mereka tidak faham bahwa menghadiri undangan yang di dalamnya ada unsur ibadah itu tidak boleh. Andaikan faham, mungkin juga mereka abai karena tergiur dengan iming-iming bingkisan cantik. Mereka ingin membuat anak-anak mereka tersenyum gembira.

Melihat fenomena ini, maka kami maju modal dengkul secara spontanitas. Tak ambil pusing dapat uang donasi mencukupi atau tidak. Yang penting kami maju. Karena tugas kami hanyalah berusaha seoptimal mungkin. Perkara hasil, Alloh-lah yang menentukan.

Saat itu uang donasi yang terkumpul baru 1 juta. Maka langsung kami belanjakan alat tulis. Dan langsung meluncur menuju lokasi TPQ yang sebagian santrinya mengikuti acara Sekolah Minggu. Disana memang muslimnya minoritas. Jika ormas Islam tak segera menyapa, kami khawatir anak-anak TPQ itu kembali menghadiri undangan dari yang lain yang berbeda aqidah.

Begitu berbagi di dua lokasi TPQ, stock alat tulis langsung habis. Kami pasrah saja. Karena kami yakin Alloh Maha Melihat kesungguhan niat kami.

Tak disangka beberapa waktu kemudian Rumah Zakat support. Kamipun sangat surprise. Antara kaget, seneng, terharu bercampur menjadi satu. 

Terasa sekali betapa dekat pertolongan Allah. Dan bahwasanya pertolongan itu datang dari arah tak terduga. Membuat kami semakin yakin bahwa kewajiban kami memang hanya berusaha sungguh-sungguh. Kemudian Alloh yang akan melengkapi kekurangan kami lewat cara-Nya yang begitu indah. Alloh selalu mendatangkan pertolongan di saat yang tepat.

Rumus langit ini hampir selalu kami jumpai di setiap program kegiatan. Bahwa pertolongan-Nya akan selalu datang jika syaratnya dipenuhi. Yaitu harus ikhlas dan bersungguh-sungguh. Jika tak sungguh-sungguh alias hanya pencitraan, jangan harap pertolongan-Nya akan datang.

Insya Alloh hari Jumat besok kami akan berkeliling menuju 3 desa sekaligus. Armada kami akan mengangkut ratusan paket alat tulis beserta Snack. Berharap anak-anak TPQ semakin rajin mengaji. Dan berharap mereka  tidak tergoda untuk menghadiri undangan dari yang lain.

Jazakumullohu Khoiron Katsier kepada rekan-rekan yang sudah support acara tenar alat tulis ini. Semoga menjadi amal shalih pemberat timbangan. Dan semoga menjadi pintu-pintu keberkahan. Agar hati selalu damai menjalani kehidupan ini. 

Yang mau ikut support: BRI 008101040914506 a.n. Widi Astuti.

Matur nuwun.

(fb)

Baca juga :