Apa itu korup
1. Seorang polisi, membantu kasus Tuan A yang kehilangan mobil. Dia bantu dgn profesional. benar2 sesuai prosedur. Mobil Tuan A kembali, pencuri di hukum. Karena sudah dibantu, Tuan A ngasih amplop ke polisi ini. Ihklas. Sama sekali tdk berniat nyuap. Rasa terima kasih yg tulus.
Boleh Polisi ambil amplopnya. TIDAK BOLEH!
Nah, jika dalam kasus ini saja tidak boleh, apalagi jika polisi malah benar2 meminta uang, meminta pelicin, atau malah belain penjahat gara2 dibayar.
2. Seorang guru, mengajar dengan profesional. Sungguh peduli dan sayang ke anak didiknya. Anak2 ini jadi pintar. Orang tua murid, karena lihat anaknya pintar, dia kasih dong amplop ke guru tsb. Karena di betul2 ihklas, berterima kasih.
Boleh guru ambil amplopnya. BIG BIG NO!
Wah, jangan coba2 kamu cari pembenaran. Kecuali jika murid ini telah lulus, alumni, dan tidak ada sangkut pautnya lagi. Jika murid ini masih sekolah di sana, masih ada adik2nya, NO! Apalagi jika kepsek, rektor malah minta duit agar menerima anak/mahasiswa baru. Itu benar2 super korup. Guru2 yg nyari obyekan, bisnis ke murid2nya, No! Ayolah, punya marwah sedikit.
3. Seorang Jenderal militer, bertugas di sebuah tempat. Dia benar2 menjaga tempat itu aman. Ramah. Bersahabat dgn siapapun. Seorang pengusaha merasa aman, senang dong. Maka dia ngasih amplop ke Jenderal ini, ngasih peluang bisnis, ngasih anak2 Jenderal bisnis, dll. Boleh?
Wah, kalau kamu bilang boleh diambil, yes! Ehem, Inilah realitas di negeri ini? Tapi mau jenderal ini punya seribu pembenaran, sorry, itu TIDAK BOLEH secara moral, etika, dan prinsip2! Karena hanya soal waktu, ehem, mulai deh kepentingan lain berdatangan. Berhentilah membual mengaku itu tulus, dll.
Dari tiga kasus ini, paham sekarang apa itu korup? Terserah kamu kalau kamu masih ngeyel. Toh, itu menunjukkan kualitasmu sebenarnya. Hati nurani tidak bisa ditipu my friend.
Maka semoga kalian benar2 mau menjaga diri sendiri, keluarga dari prilaku tsb. Seriusan Kawan, dunia ini cuma sayap lalat saja. Qorun yang kayanya bukan main, dilupakan. Sedih sekali melihat orang menggunakan segala cara utk kaya raya. Sampai segitunya.
(BY Tere Liye)