Aktivis Pro Penjajah Israel Monique Rijkers Itu Lancang, Sok Tahu, dan Menyesatkan!

𝐀𝐊𝐓𝐈𝐕𝐈𝐒 𝐏𝐑𝐎 𝐄𝐍𝐓𝐈𝐓𝐀𝐒 𝐏𝐄𝐍𝐉𝐀𝐉𝐀𝐇 𝐘𝐀𝐇𝐔𝐃𝐈 𝐌𝐎𝐍𝐈𝐐𝐔𝐄 𝐑𝐈𝐉𝐊𝐄𝐑𝐒 𝐈𝐓𝐔 𝐋𝐀𝐍𝐂𝐀𝐍𝐆, 𝐒𝐎𝐊 𝐓𝐀𝐇𝐔, 𝐃𝐀𝐍 𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐒𝐀𝐓𝐊𝐀𝐍!

Oleh: Joko Prasetyo (Jurnalis)

Pernyataan aktivis pro entitas penjajah Yahudi Monique Rijkers yang intinya menyatakan 'perbuatan Panji Gumilang yang mengajarkan lagu rohani Kristen Ortodok berbahasa Ibrani Havenu Shalom Alechem kepada para santri Ma’had Al-Zaytun merupakan langkah yang baik menanamkan toleransi kepada anak-anak dan harus dicontoh oleh pondok pesantren lain’ merupakan bentuk dari sikap lancang, sok tahu, dan menyesatkan. 

𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐧𝐠 

Dikatakan lancang karena dia telah lompat pagar alias 𝑐𝑎𝑤𝑒-𝑐𝑎𝑤𝑒 (intervensi) dengan urusan internal kaum Muslim, sok-sokan mengajarkan toleransi kepada kaum Muslim dengan sudut pandangnya yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam. 

Islam merupakan ajaran yang sempurna dan kaum Muslim tinggal menerapkan saja apa adanya. Jadi, tidak perlu ada penambahan ajaran apa pun dari agama atau ideologi selain Islam termasuk dalam bagaimana seharusnya kaum Muslim menyikapi ajaran selain Islam maupun berinteraksi dengan non-Muslim, apalagi dari seorang aktivis pro entitas penjajah Yahudi Monique Rijkers yang sok tahu tersebut.

𝐒𝐨𝐤 𝐓𝐚𝐡𝐮

Ya, Monique Rijkers memang sok tahu. Sok-sokan mengajarkan kaum Muslim tentang toleransi, yang sejatinya dalam pandangan Islam dia tengah mencampuradukkan antara toleransi dengan partisipasi. Padahal, Islam mewajibkan toleransi tetapi mengharamkan partisipasi. 

Toleransi dalam pandangan Islam adalah tidak memaksa pemeluk agama lain masuk Islam dan tidak mengganggu peribadatan mereka. “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat” (QS al-Baqarah: 256).

Contoh: Tidak mengganggu orang-orang Kristen Ortodok beribadah di gerejanya dengan menyanyikan lagu rohaninya mereka Havenu Shalom Alechem. Itulah yang disebut sebagai toleransi. Sedangkan mengganggunya itulah yang disebut intoleran alias tidak toleran.

Tapi, kalau ada orang Islam menyanyikan lagu tersebut lalu mengajarkan kepada orang Islam lainnya, apalagi dalam hal ini adalah pimpinan pesantren mengajarkan kepada para santrinya untuk menyanyikan lagu tersebut, jelas bukanlah toleransi tetapi partisipasi. Partisipasi alias mencampuradukkan antara kebenaran (ajaran Islam) dengan kebatilan (ajaran non-Islam) jelas-jelas diharamkan dalam Islam. 

Allah SWT berfirman, Artinya: “Janganlah kalian campuradukkan antara kebenaran dan kebatilan, dan kalian sembunyikan yang benar padahal kamu mengetahuinya” (QS al-Baqarah [2]: 42).

Dan kalau partisipasi ini dianggap sebagai toleransi tentu saja merupakan kesesatan. 

𝐌𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧

Selain lancang dan sok tahu, pernyataan Monique Rijkers juga menyesatkan karena dia meminta agar pesantren-pesantren lain mencontoh kesesatan Panji Gumilang yang mengajarkan lagu rohani agama lain di pesantrennya masing-masing.

Kaum Muslim wajib waspada dengan orang-orang lancang, sok tahu, dan menyesatkan model Monique tersebut. Waspadalah! 𝑊𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ𝑢'𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑠ℎ-𝑠ℎ𝑎𝑤𝑎𝑏.

Depok, 29 Juni 2023 M


Baca juga :