Upaya Menarik Demokrat
Oleh: Erizal
Di luar koalisi pemerintahan, setelah NasDem tak dianggap Jokowi, Demokrat paling sering didekati. Setelah Golkar mendekati, masuk PKB mendekati pula. Bahkan, Cak Imin, terang-terangan, kendati terdengar berseloroh, menyampaikan keinginan menarik Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan.
Tapi, sepertinya, "iman politik Demokrat masih cukup kuat, "ujar Cak Imin sambil tertawa lebar. Entahlah, apakah upaya mendekati Demokrat itu murni strategi dari Golkar dan PKB, atau ada misi Jokowi juga? Politik itu kerap ditunggangi.
Sebab, upaya pendekatan terhadap Demokrat itu, justru usai pertemuan koalisi pemerintahan di Istana pekan kemarin. Bukannya merapatkan sesama koalisi pemerintahan, justru hendak menambah anggota baru, setelah NasDem tak dianggap lagi oleh Jokowi.
Bayangkan, kalau Demokrat tertarik bergabung. Otomatis, pencapresan Anies Baswedan gagal. Gagal bukan karena gerakan politik Moeldoko. Tapi, karena hal lain yang dianggap SBY lebih praktis. Koalisi pemerintahan tentu lebih sehat.
Maka, "bargaining position" AHY mendampingi Anies sebagai wakil makin kuat. Bila tak dilirik, maka Demokrat bisa saja hengkang. Lebih baik jadi anggota koalisi pemerintahan daripada jadi anggota oposisi. Kalau akan jadi anggota juga.
Agaknya calon dari dalam koalisi pemerintahan sendiri, berat juga untuk satu pasang. Gerindra (Prabowo) dan PDIP (Megawati) teramat sulit bersama. Prabowo-Ganjar dan Ganjar-Prabowo, mustahil. Makanya, Demokrat berupaya ditarik.
ApaKah akan berhasil? Politik itu sangat dinamis. Sebelum resmi daftar KPU, semua skenario bisa terjadi.
(*)
