[PORTAL-ISLAM.ID] Turki telah menjadi salah satu dari lima negara yang membangun pesawat tempur generasi kelima. Itulah yang dikatakan Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Senin (1/5/2023) di Kahramankazan, Ankara -di mana negara ini meluncurkan pesawat buatan dalam negerinya yang disebut Hürjet dan KAAN.
Hürjet, pesawat jet supersonik pertama di Turki, menyelesaikan penerbangan perdananya, sementara KAAN mencapai landasan pacu.
Kedua produk ini membuktikan kemajuan revolusioner industri pertahanan Turki. Masih banyak lagi yang akan menyusul.
Bersama dengan TCG Anadolu, Gökbey, ANKA, dan Kızılelma, upacara pada Senin itu menyoroti upaya pemerintah Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) untuk membawa industri pertahanan Turki ke tingkat berikutnya, lansir Daily Sabah (2/5/2023).
Dalam beberapa hari terakhir, Turki juga telah membicarakan tentang mobil listrik Togg, satelit observasi Imece, gas alam Laut Hitam dan pengiriman bahan bakar ke Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu. Sejujurnya, setiap proyek tersebut membutuhkan kerja keras selama puluhan tahun. Pada dasarnya, pemerintah Turki memasukkan semua kemajuan tersebut ke dalam beberapa pekan sebagai hadiah untuk abad kedua republik ini.
Sekali lagi, kita dapat membayangkan sejauh mana revolusi yang sedang berlangsung ini dengan mempertimbangkan bahwa Erdogan menghabiskan akhir pekan di Teknofest, sebuah festival teknologi dan kedirgantaraan yang menarik jutaan orang. Semua langkah tersebut diarahkan untuk mencapai dan melampaui “tingkat peradaban kontemporer” dan merupakan bagian dari strategi holistik.
Investasi terpadu di bidang pertahanan, teknologi, dan energi ini dimaksudkan untuk mengonsolidasikan kemandirian dan peran aktif Turki di kancah internasional.
Drone bersenjata juga telah meningkatkan kapasitas negara di banyak bidang, termasuk perang melawan teroris PKK, ekspor pertahanan, dan mendukung sekutu. Hampir tidak ada yang lupa bahwa Turki dulunya bergantung pada Amerika Serikat dan “Israel” untuk pesawat tak berawak. Itulah sebabnya para pemilih Turki tidak hanya khawatir tentang kemungkinan oposisi yang berpotensi melemahkan perang melawan PKK dan teroris Kelompok Teror Gulen (FETÖ). Mereka juga khawatir bahwa pemerintah berikutnya mungkin akan melemahkan kemampuan pertahanan, energi, dan diplomatik Turki. (arrahmah)