Catatan Tere Liye:
Pintar dikitlah....
Ibu Megawati 2004-2014 adalah salah-satu pengkritik nomor satu soal utang negara. Dia bahkan pernah bilang SBY & pemerintahannya 'mabuk utang'.
Elit-elit PDIP dulu, juga tak terhitung berapa kali bilang benci utang. Ada yg malah sampai nangis-nangis mengkritik BBM naik, harga-harga naik.
Jokowi, 2014, juga pintar sekali berceloteh: "Ya penggunaan APBN itu secara efisien dan tepat sasaran. Tidak perlu ngutang."
Apa yang terjadi 9 tahun kemudian?
Lihat data dan angkanya! Jangan asal ngoceh.
👉 2014, utang negara hanya 2.600 trilyun
👉 2023, utang negara 7.879 trilyun.
Kamu hitung sendiri naik berapa utang ini? NAIK 3x lipat.
Indonesia itu sejak merdeka 1945 hingga 2014 hanya punya utang 2.600.
Eh, 9 tahun doang, Jokowi bisa bikin 3x lipat.
Terpujilah netizen pendukung dengan segala argumennya, yang tentu mendadak tiba-tiba punya pembenaran kenapa utang nambah.
TAPI kamu seharusnya fokus ke janji-nya yang bilang tidak mau utang.
Kamu fokus ke Mega yang kritik SBY 'mabuk utang'.
Kamu fokus ke elit-elit PDIP yang jualan tidak mau utang, nangis-nangis saat rapat DPR, walk out.
Disebut apa sih orang-orang yang dulu berkata A, sekarang jadi B? Dulu berjanji A, sekarang jadi B? Dulu saat minta dipilih jualan A, sekarang setelah berkuasa jadi B?
Disebut apa?
Pintar dikitlah soal ini. Pakai data.
Tahun 2024, silahkan kalian tentukan sendiri mau milih siapa.
Tapi sorry, jika yang kamu pilih adalah calon dari PDIP, hasilnya akan sama saja.
Utang akan terus menggunung. Dan Megawati, bersama elit politik PDIP, pura-pura lupa apa yang mereka ocehkan 2004-2014.
Utang-utang ini akan dibayar oleh kita semua. Mending jika betulan bermanfaat, jangan pura-pura buta, di negeri ini bansos saja di korupsi. Bantuan bencana alam saja dikorupsi. Ujung ke ujung dikorupsi. Utang negara nambah banyak, yg kaya raya, tabungannya meroket, hanya kelompok tertentu.
(Tere Liye)
*fb