Tak Ada Jalan Kembali di kamus politik Surya Paloh
(Oleh: Erizal)
Meski Johnny G. Plate berstatus tersangka dan ditahan di Kejaksaan Agung, seharusnya posisi Menkominfo masih menjadi jatahnya NasDem. Persis saat Mensos Juliari Batubara (PDIP) ditangkap KPK pada 6 Desember 2020 lalu. Penggantinya Tri Rismaharini, Walikota Surabaya, kader PDIP.
Kasus korupsinya juga tidak kalah mengerikan. Kalau Johnny, tersangkut kasus pembangunan menara BTS 4G, dan infrastruktur pendukung BAKTI Kominfo yang berguna bagi masyarakat di ujung-ujung Indonesia. Juliari, terjerat kasus bansos rakyat miskin, akibat pandemi covid 19.
Tapi, Ketum NasDem Surya Paloh dengan jelas mengatakan bahwa pergantian menteri adalah hak prerogatif presiden. Tidak salah. Tapi, deal politiknya sejak awal, tentu tidak begitu. Persis kayak Juliari diganti Risma. Tapi Edhy Prabowo (Gerindra), penggantinya bukan kader Gerindra.
Gerindra wajar, karena bukan pengusung sejak awal. NasDem tak hanya Pilpres 2019, Pilpres 2014 pun menjadi pengusung utama. Perannya tak usah disebut lagi. Sangatlah besar. Tak ada NasDem, Surya Paloh, belum tentu Jokowi bisa menjadi Presiden. Berdarah-darah, babak-belur.
Menyesal, untuk apa? Ini politik. Orang bilang, antara balas budi dan balas dendam itu begitu tipis. Meski NasDem termasuk partai baru, tapi Surya Paloh adalah politisi senior. Agaknya tak ada jalan kembali di kamus politik Surya Paloh. Ia akan menunggu langkah politik istana untuk kemudian menentukan pula langkah politiknya.
(*)