JUDI ONLINE
Ngga sengaja lihat Iklan Judol alias Judi Online bertopeng Game Online.
Bintang Iklannya kok bisa Kang Sule ya?
Besar kemungkinan video Kang Sule cuma disalah-gunakan. Semoga kalau benar, Kang Sule jangan tinggal diam. Laporkan dan proses hukum.
Judol ini mengingatkan saya pada masa-masa tahun 1990-an (duh, ketahuan saya udah tuwir), dimana pada masa itu Judi Toto Gelap alias Togel begitu meraja-lela.
Hampir setiap Warung Kopi sudah bisa dipastikan sekalian jadi Agen dan menjual Togel.
Setiap malam semua orang sibuk "merekap" Nomor.
Berbagai teori dan rumus diciptakan untuk menebak Angka Togel. Semua mimpi dijadikan Petunjuk untuk mendapatkan angka yang jitu. Bahkan kejadian-kejadian tragis, misalnya kecelakaan mobil, pesawat jatuh, sampai orang meninggal dianggap "Petunjuk".
Kuburan dan tempat-tempat yang seram menjadi tempat favorit untuk meminta bantuan kepada Jin dan makhluk halus.
Masa itu sebagian besar rakyat kita benar-benar kehilangan kewarasannya.
Bagaimana bisa sebuah mimpi dijadikan Petunjuk untuk menerka nomor yang besok akan keluar?
Ratusan juta orang tidur dan sudah pasti masing-masing memiliki mimpi yang berbeda.
Bagaimana bisa sebuah kejadian tragis dijadikan Petunjuk? Berbagai macam kecelakaan terjadi di seluruh penjuru Negeri. Misalnya ada mobil tabrakan, Plat Mobilnya dianggap Petunjuk. Sementara ada puluhan bahkan mungkin ratusan mobil dan motor yang mengalami insiden di satu hari itu. Semua memiliki Plat Nomor yang berbeda.
Kuburan dan tempat-tempat seram juga dikunjungi. Bukan untuk ziarah dan mendoakan yang sudah meninggal. Malah bawa kopi dan rokok. Persembahan untuk Jin. Demi pentunjuk untuk mendapatkan angka!
Padahal, logikanya, angka yang dikeluarkan sudah pasti dipilih oleh Pengelola. Nomor dengan jumlah terkecil akan keluar sebagai Pemenang. Kalau ngga ya, mereka rugi.
Namanya Judi, mau bentuk konvensional atau digital, tetap saja ujung-ujungnya akan menguntungkan bandar. Tidak akan ada orang yang bisa menang berjudi.
Jadi judi dalam bentuk apapun sebaiknya harus diberantas. Apalagi Judi Online yang bisa diakses dengan mudah oleh segala usia. Termasuk Pelajar dan generasi muda kita.
Beberapa bulan yang lalu saya masuk ke sebuah Group mantan Pecandu dan Pemain Judi Online. Miris membaca kisah orang-orang yang pernikahannya hancur karena si suami kecanduan berjudi. Menumpuk hutang. Hilang harta dan hilang keluarga.
Ada juga Pekerja yang diam-diam menyelewengkan dana Perusahaan tempatnya bekerja. Berharap bisa untung dengan niat memakai dulu untuk kemudian menggandakan uang yang diam-diam dia ambil dari Kas Perusahaan. Yang terjadi malah terus kalah dan kebingungan mengganti uang Perusahaan yang dia pakai.
Sekali lagi tidak ada istilah menang dalam berjudi. Sesekali menang itu cuma pancingan biar lebih penasaran dan semakin ketagihan. Ujung-ujungnya cuma bisa berhenti setelah semua harta ludes. Tinggal hutang dan Penyesalan.
Ayo kita Basmi Judi!
(AZWAR SIREGAR)