[PORTAL-ISLAM.ID] Dalam beberapa Biografi menceritakan tentang kisah hidup Imam Syafii, disebutkan bahwa ketika seseorang bertanya tentang sesuatu hukum kepada sang Imam, beliau diam dan sepertinya terlihat sedang berpikir keras, ketika ditanyakan hal itu, beliau menjawab:
“Aku mencari jawabannya dalam setiap ayat Quran”. Itu artinya, dalam beberapa saat beliau diam, beliau sedang melakukan “search” dari surat al Fatihah sampai surat An-nas.
Dalam beberapa menit, beliau mampu menghadirkan 30 juz Quran dalam pikirannya untuk ditadabburi dan dikonklusikan kesimpulannya.
Hal yang sama, kudengarkan dari Sheikhna Prof. Nuruddin Itr rahimahullah, saat beliau menceritakan tentang ayah mertuanya, Imam Muhaddis Sheikh Abdullah Serajuddin. Dalam beberapa menit, beliau mampu menghadirkan 30 juz Quran dalam pikirannya untuk ditadabburi dan dikonklusikan kesimpulannya.
Hal seperti itu, terkesan bagai 'bed story' bagi sebagian orang yang hanya untuk mengingat nama unsur dalam ilmu kimia saja sudah bingung, tercampur aduk antara nomor atom dengan masa atom.
Tapi, bagi orang yang percaya pada Allah, ketika Allah berfirman dalam hadis qudsi, “Apabila Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan menjadi telinganya yang dipakai untuk mendengar, menjadi matanya yang dipakai untuk melihat….”, artinya apapun yang dilakukan hamba itu selalu dibantu oleh Allah.
Sebut saja kondisi seperti ini adalah “kecerdasan spiritual”, yang bersumber dari cinta, ya cinta Allah pada hamba-Nya...
(Saief Alemdar)