Politik Makin Sensitif
(Oleh: Erizal)
Megawati tak terlihat ikut bersalaman kompak dengan 5 ketum parpol usai pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana. Pertemuan yang bertajuk Halal bi Halal itu, kiranya mustahil tak menyerempet membahas soal politik mutakhir.
Bisa jadi soal teknis belaka. Keduluan pulang atau memang tak sempat saja. Tapi, bisa juga diartikan berbeda. Ada persoalan substansial, sengaja menghindar, agar tak diterjemahkan lain. Makin ke sini, politik kita makin sensitif.
Kalau NasDem tak diundang dalam pertemuan ketum parpol itu terjemahan tak bisa lagi teknis belaka. Tapi ada persoalan substansial tentang formasi politik yang bisa jadi sedang dirancang Istana. Seperti apa persisnya, Istana lebih tahu.
Hambatan terbesar Koalisi Pemerintahan untuk mengusung satu pasang calon sepertinya ada pada Megawati dan Prabowo. Megawati punya tiket sekaligus kandidat, yakni Ganjar Pranowo. Prabowo punya elektabilitas, ia pula yang maju.
Otomatis, Koalisi Pemerintahan terpecah dalam dua arus utama ini. PKB sejak awal merapat ke Prabowo. PPP kemudian merapat ke Megawati dan konon PAN juga akan mengikuti. Tinggal Golkar yang belum menentukan sikap ke mana.
Airlangga bertemu SBY. Sebelumnya, bertemu NasDem dan PKS. Artinya, menjajaki koalisi berada di luar pemerintahan. PKB konon akan bertemu SBY. Membuat rencana, bila rencana awal lumpuh. Begitu bargaining sedang diolah.
(*)