[PORTAL-ISLAM.ID] Seharusnya harga BBM sudah diturunkan oleh Pertamina dan pemerintah karena sejak harga BBM dinaikkan telah terjadi : (1) penurunan harga minyak dunia sekitar 25-30 %, dan (2) pelemahan dollar AS sekitar 5-7 %.
Artinya dengan harga BBM tidak turun seperti sekarang, pemerintah sudah "memeras" rakyat sekitar 30-37 %.
Demikian disampaikan mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu di akun twitternya @msaid_didu, Sabtu (13/5/2023).
PKS Desak Harga BBM Diturunkan
Seiring dengan turunnya harga minyak dunia ke level USD 68/barel, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Dr. Mulyanto, minta Pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi.
Apalagi, tambah Mulyanto, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga sedang membaik. Sehingga, kata Mulyanto, tidak ada alasan bagi Pemerintah untuk tidak menurunkan harga BBM subsidi sekarang.
Pemerintah, kata Mulyanto, harus konsekuen dengan pola penghitungan harga jual BBM bersubsidi. Jangan hanya mau menaikan harga BBM bersubsidi di saat harga minyak dunia melonjak, tapi enggan menurunkan harga di saat harga minyak dunia anjlok.
“Tren harga pasar minyak dunia terus menurun sejak Juni 2022 yang menyentuh USD 120/barel. Hari ini (4 Mei 2023) harga minyak mentah WTI sudah mencapai USD 68/barel. Hampir setengah dari harga minyak saat dipuncak tahun 2022. Jadi wajar kalau harga BBM bersubsidi turun,” jelas Mulyanto, Senin (8/5/2023).
Mulyanto minta Pemerintah segera menghitung ulang besaran harga BBM bersubsidi bagi masyarakat. Ia minta Pemerintah jangan merugikan masyarakat dengan menahan hak masyarakat mendapatkan BBM murah.
Mulyanto berpendapat saat ini masyarakat membutuhkan bantuan untuk dapat bangkit memperbaiki kondisi ekonominya. Terutama bagi masyarakat yang sehari-harinya bekerja di sektor informal yang membutuhkan bantuan subsidi dari Pemerintah.
Ia berharap penurunan harga BBM bersubsidi akan menggerakkan ekonomi sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat.
“Melihat sementara harga hari ini sudah jauh merosot di bawahnya. Saat Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, bulan September 2022, harga minyak mentah dunia sedang tinggi, yakni di atas USD 100/barel. Serta kurs dolar sebesar 15.500 Rp/dolar,” jelas Mulyanto.
Kini, kata Mulyanto, harga minyak dunia anjlok menjadi USD 68/barel dengan kurs dolar terhadap rupiah sebesar Rp 14.600.
“Maka sekarang adalah saat yang tepat bagi Pemerintah untuk menurunkan harga bbm bersubsidi. Apalagi asumsi makro APBN 2023 terkait ICP sebesar USD 90/barel. Jauh di atas harga minyak dunia,” tukasnya.
KAPAN BBM TURUN
— Mulyanto (@pakmul63) May 6, 2023
.
ET janji kalau harga minyak dunia < $ 75/barel, bbm bersubsidi bakal turun.
.
Hari ini harga minyak dunia sudah $ 68/barel.
.
Dolar juga sudah turun.
.
Pak ET, jadi kapan BBM bersubsidi turun?@FPKSDPRRI @PKSejahtera pic.twitter.com/gsILaRoOFb
Berita selengkapnya bisa dibaca disinihttps://t.co/5F1yWXfd4o
— Sahabat Perjuangan Pak MUL (@SAPA_PakMUL) May 6, 2023
Colek @tvOneNews @OposisiCerdas @democrazymedia pic.twitter.com/GqUA6PqAU9
Seharusnya harga BBM sdh diturunkan oleh @pertamina dan pemerintah krn sjk harga BBM dinaikkan tlh terjadi : (1) penurunan harga minyak dunia sktr 25-30 %, dan (2) pelemahan dollar AS sktr 5-7 %.
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) May 12, 2023
Artinya dg harga tdk turun spt skrg, pemerintah sdh "memeras" rakyat sktr 30-37 %. pic.twitter.com/T88XuiM7FL