Pilpres Kita tak Lurus
Oleh: Erizal
PAN enak. Kalah mengusung Prabowo-Sandi, tapi bisa masuk kabinet Jokowi-Ma'ruf. PKS dan Demokrat, tak bisa. Tapi, tentu, lebih enak Gerindra, bahkan Prabowo-Sandi sendiri, bisa masuk kabinet. Hebat. Pilpres kita tak lurus.
Bila sejak awal PAN mengusung Jokowi-Ma'ruf, bisa jadi suara PAN seperti PPP yang nyungsep jauh. Sebab, sejak awal pemilih PPP lebih dekat ke Prabowo-Sandi, ketimbang Jokowi-Ma'ruf. Dukungan PKB tepat, karena Kiai Ma'ruf di situ.
Akhirnya PAN dapat dua. Satu, suara signifikan, dua, kursi menteri meski tak sejak awal kabinet dibentuk. PPP hanya dapat satu, yakni menteri. Meski sejak awal kabinet dibentuk. Tapi, hilang banyak kursi. Memang politik siapa paling lihai.
Saat ini, PPP sudah resmi mengumumkan akan mengusung Ganjar. Kata Romahurmuziy, suara (pemilih) PPP menghendaki hal itu. Tapi perlu diingat, suara PPP kini beda dengan suara PPP dulu. Suara PPP kini, telah banyak kena diskon.
Sinyalnya, PAN juga bakal mengusung Ganjar. Tapi belum diumumkan. Sudah rahasia umum, suara (pemilih) PAN itu banyak ke Anies, atau ke Prabowo, bukan ke Ganjar. Bila dipaksakan, bisa saja nasib PAN sama dengan PPP, dulu.
Tapi, semua belum terjadi. Kelihaian PAN kembali diuji. Kalah, tapi selalu dapat jatah. Dan suara partai relatif stabil. Suara aman, jatah aman. Mestinya ke Anies, malah berputar ke Prabowo, lalu Ganjar. Entah ke mana nanti.*