[PORTAL-ISLAM.ID] JAKARTA - Perbedaan suara terjadi antara NasDem dan Demokrat terkait sosok cawapres Anies Baswedan.
Demokrat menilai cawapres Anies nantinya dari internal Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), sementara NasDem berkata lain.
Mulanya, anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan bakal cawapres Anies Baswedan berasal dari internal koalisi. Ia berharap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-lah yang akan mendampingi.
"Cawapresnya doain aja ya, Demokrat sih mudah-mudahan AHY kan jelas. Apalagi kan Pak Anies sudah bilang dari internal koalisi kan. Jadi Demokrat mudah-mudahan AHY (pendamping Anies)," kata Syarief di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (11/5/2023).
"Secara eksplisit baru dikatakan dari internal koalisi kan, kalau bagi Demokrat mudah-mudahan ya itu ada AHY, mudah-mudahan," ujarnya.
Wakil Ketua Umum (Waketum) NasDem Ahmad Ali buka suara. Ali menyebut dalam perjanjian piagam kerja sama tidak ada syarat cawapres Anies mesti di internal koalisi.
"Jadi di piagam itu, di piagam koalisi itu sudah disepakati bahwa memberi kewenangan kepada Anies untuk memilih atau menunjuk cawapres. Itu sudah menjadi poin penting di situ. Jadi tidak ada koalisi (dari) kader, koalisi internal maupun eksternal," kata Ali saat dihubungi, Jumat (12/5/2023).
Ali mengatakan NasDem tidak pernah membahas soal calon pendamping Anies di Pilpres 2024 harus berasal dari internal koalisi. Justru, lanjut Ali, sejak awal perjanjian kerja sama jelas tak ada penyodoran syarat khusus untuk cawapres.
"NasDem tidak pernah mengenal itu, karena memang partai ini didirikan bukan untuk NasDem, tapi untuk bangsa. Nggak ada (cawapres dari internal koalisi atau eksternal), kita nggak pernah. Justru itu syaratnya memang, syaratnya tidak boleh mengklasifikasi itu. Cawapres terbuka," imbuhnya.
Kata Surya Paloh
Ketum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan pihaknya masih mencari sosok yang terbaik bagi Anies.
"Akan ada. Kita mencari yang terbaik dari yang baik. Itu jawabannya, apa penyebabnya? Kita masih punya banyak alternatif pilihan untuk mulai memikirkan dan melihat pencapresan, duet capres-cawapres katakanlah di luar daripada NasDem, partai pengusung lainnya," ucap Paloh kepada wartawan di DPP Partai NasDem, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2023).
Paloh mengatakan pihaknya memanfaatkan momentum untuk melihat pendamping Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo untuk menentukan cawapres Anies. Hal itu disebut Paloh sebagai kesempatan bagi Anies.
"Kan ada kesempatan bagi NasDem untuk melihat-lihat dulu, 'Oh ini Pak Ganjar siapa wakilnya, oh ini Pak Prabowo siapa wakilnya', dia (Anies) bisa lihat itu kan ada kesempatan, kenapa dia tidak manfaatkan," ucapnya.
(Detik)