Koalisi Perubahan tak Tergoyahkan
Oleh: Erizal
Presiden Jokowi mengatakan alasan kenapa NasDem tak diundang saat pertemuan koalisi pemerintahan, karena NasDem sudah punya koalisi sendiri. Artinya, Koalisi Perubahan yang berisi NasDem, PKS, dan Demokrat, dinilai ada.
Bahkan, tak sekadar ada, tapi juga eksis dan kuat tak tergoyahkan. Iman politik ketiganya terlalu kokoh untuk digoda atau diiming-imingi posisi tertentu di pemerintahan. Kabarnya, PKS pernah juga ditawari kursi menteri, tapi ditolak.
Demokrat didatangi Golkar dan PKB. Sambil berseloroh Cak Imin mengungkapkan memang berniat untuk menarik Demokrat ke koalisinya. Tapi belum bisa, karena iman politik Demokrat untuk bersama NasDem dan PKS terlalu kuat.
Maka, Presiden Jokowi ingin fokus dengan 6 parpol koalisi pemerintahan, selain NasDem. Tentu, juga tak mudah. Enam parpol ini bisa mengusung 3 pasangan calon sekaligus. Tapi, itu mustahil. Kecuali, ada strategi tersembunyi.
Gerindra-PKB, Golkar-PAN, dan PDIP-PPP. Akan semarak, tapi sulit diprediksi. Dua pasang saja sudah sulit, apalagi tiga pasang. Paling mudah itu satu pasang, tapi pembagian pula yang tak mudah. Bisa-bisa ada yang zonk. Tak lolos PT.
Jadi, entah siapa yang seharusnya marah atau kecewa? NasDem (Surya Paloh) kepada Jokowi yang tak dianggap. Atau, Jokowi kepada Surya Paloh yang main sendiri. Jadi pemimpin koalisi oposisi, tapi eksis dalam koalisi pemerintahan.(*)