Baru kali ini ada seorang presiden yang hampir habis masa jabatan mati-matian mencari calon penggantinya, mulai dari mempromosikan si calon, menggalang dukungan, mengajak keliling negeri padahal si calon bukan menteri apalagi ajudannya, hingga mengkonsolidasikan partai-partai koalisi agar solid dalam memberi dukungan.
Hingga dia dan calon suksesornya yang sama-sama masih menjabat itu lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang Pemimpin.
Takut banget kehilangan kekuasaan. Kalau memungkinkan sih dia maunya diperpanjang masa jabatannya. Tapi untung rakyatnya masih waras.
Apa sih yang dia takutkan kalau pemimpin berikutnya bukan dari orang dalam Lingkarannya?
Dari 10 tahun masa jabatan, yang 2 tahun terbuang sia-sia karena si pemimpin sudah tidak fokus lagi dengan tugas dan kewajibannya.
Untung negaranya sudah biasa terbang dengan mode autopilot dan rakyatnya terbiasa mandiri. Ada atau tidak ada pemimpin nggak ngaruh. Cuma ya itu, koruptornya jadi tambah banyak, karena tidak ada yang ditakuti maling-maling itu.
(Wendra Setiawan)