May Day
By : Budi Saks
Kenapa sekarang tiap tanggal 1 Mei diperingati sebagai hari buruh atau May Day?
Awalnya gerakan ini dimulai pada abad 19 sebagai respon dari Revolusi Industri dimana walau teknologi industri sudah lebih mengandalkan mesin-mesin canggih pada masa itu namun aroma perbudakan masih terasa kental dengan padatnya jam kerja para buruh penyuplai bahan-bahan produksi dan operator mesin-mesin produksi.
Pada 1889 kongres buruh berserikat Eropa mencetuskan tanggal 1 Mei sebagai hari turun ke jalan menuntut buruh dilarang untuk bekerja lebih dari 8 jam sehari dan pada tahun tahun berikutnya menjadi tradisi rutin kaum buruh dan sosialis bersatu menuntut keadilan hak dan upah dari kaum Kapitalis.
Gerakan kaum sosialis Eropa ini juga menjalar ke Amerika dan negeri-negeri jajahan Eropa termasuk Netherland-Hindie/Hindia-Belanda atau Indonesia.
Buruh-buruh pabrik gula, buruh jawatan kereta api Belanda, buruh tani dan industri kopi di seluruh Sumatra, Jawa dan Bali juga buruh-buruh tambang batubara dan tambang emas yang berserikat.
Diantara kisah yang paling mashyur adalah Suro Pranoto alias Soero Boeldog pemuda Surabaya yang gemar berkelahi dan peduli pada penderitaan bangsa pribumi dimana ia bekerja di bengkel kereta api milik Belanda di Madiun yang ketika dipindah ke Tasikmalaya menemukan jodohnya disana namun saat istrinya sedang mengandung ia justru dipenjara Belanda karena terlibat demo buruh dimana pada demo itu ia memukul kepala seorang Belanda hingga pingsan.
Fatal bagi seorang pribumi saat itu mencederai seorang Belanda yang kedudukannya lebih tinggi diatas pribumi. Maka dibuanglah ia ke Boven Digul dan konon sempat pula dikirim ke Nusakambangan dan dijadikan manusia rantai untuk kerja paksa di tambang Belanda di Sawahlunto Sumatra Barat.
Disana ia malah terus menghasut para buruh pribumi untuk terus melakukan aksi aksi perlawanan para buruh yang menyebabkan dirinya dibuang ke Digul untuk selamanya lenyap disana.
Kisahnya jadi inspirasi dalam novel novel karya Pramoedya dan Pandir Kelana.
Saat ini May Day tetap diperingati para buruh di Indonesia bahkan jadi tanggal merah di kalender resmi karena perjuangan para buruh tiap tahunnya namun tuntutan-tuntutan kenaikan upah setiap tahun terbukti malah memberatkan pihak pengusaha yang menyebabkan beberapa perusahaan gulung tikar yang akibatnya berimbas berkurangnya lapangan kerja bagi para buruh itu sendiri.
Lalu kenapa justru di negara-negara komunis dan sosialis tidak ada peringatan May Day seperti di negara kapitalis model model Prancis, Korsel, Indonesia dan Amerika? Ya karena dalam negeri komunis kaum buruh sosialis sudah punya level yang setara dalam keadaan sama rata sama rasa.
Sementara di negeri kapitalis buruh adalah tenaga perasan walau diberi penampilan berkemeja, berseragam ataupun berdasi.
Itu karena sejak di sekolah bangsa ini didoktrin untuk menjadi budak budak berseragam apapun pekerjaannya.
Salam May Day
Viva Rebellion!
(*)