[PORTAL-ISLAM.ID] Walaupun layanan Bank Syariah Indonsia (BSI) sudah mulai normal sejak Kamis, ternyata urusan BSI dengan kelompok hacker penyerangnya, LockBit ransomware, belum selesai.
Diduga BSI menolak membayar tebusan (ransom) dan melakukan recovery sendiri.
Saat ini LockBit ransomware (diduga kelompok hacker Rusia) menebar ancaman, jika dalam 3 hari BSI tidak membayarkan uang tebusan, mereka akan menyebarkan 15 juta data nasabah yang telah mereka kuasai.
Waktunya sedang dihitung mundur.
Saya memahami dilema yang dihadapi oleh Direksi BSI. Membayar tebusan agar data tidak disebar atau bertahan dengan risiko kehilangan kepercayaan nasabah karena telah terjadi kebocoran data.
Menarik kita tunggu seperti apa respon BSI
Inilah risiko nyata dari serangan siber dan lemahnya manajemen risiko dan ketahanan siber di negara ini.
(By @paijodirajo, eks penyidik KPK)
LockBit ransomware gang claimed responsibility for the disruption of all services at Bank Syariah Indonesia, stating that it was a result of their attack. They also announced that they have stolen 15 million customer records, employee information, and approximately 1.5 terabytes… pic.twitter.com/pSp4H41BTb
— Fusion Intelligence Center @ DarkTracer (@darktracer_int) May 12, 2023
Saat ini LockBit ransomware (diduga kelompok hacker Rusia) menebar ancaman, jika dalam 3 hari @bankbsi_id tidak membayarkan uang tebusan, mereka akan menyebarkan 15juta data nasabah yang telah mereka kuasai.
— paijodirajo (@paijodirajo) May 13, 2023
Waktunya sedang dihitung mundur. pic.twitter.com/eh028UgR4O
Inilah risiko nyata dari serangan siber dan lemahnya manajemen risiko dan ketahanan siber di negara ini.
— paijodirajo (@paijodirajo) May 13, 2023