[PORTAL-ISLAM.ID] Pemilihan presiden tahun ini akan menjadi keputusan politik terpenting dalam 100 tahun sejarah Turki. Pemilu Turki tidak hanya menentukan masa depan negara itu, tetapi juga di luar perbatasannya.
Kekalahan Recep Tayyip Erdogan, salah satu sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin paling penting, akan menjadi pukulan berat bagi Kremlin. Tapi akan menjadi keuntungan bagi pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan banyak negara Eropa dan Timur Tengah yang bermasalah dengan Erdogan.
Erdogan yang merupakan pemimpin terlama anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan negara terbesar kedua di Eropa membawa Turki menjadi pemain global. Ia memodernisasi Turki melalui berbagai mega proyek, seperti jembatan dan bandara baru dan membangun industri pertahanan yang dicari negara-negara lain.
Namun kebijakan ekonomi suku bunga rendahnya membawa Turki ke krisis biaya hidup dan inflasi. Hal ini menimbulkan kemarahan pemilih. Tak hanya itu, pemilik hak suara juga geram dengan lambatnya respons pemerintah Erdogan pada gempa bumi di selatan Turki yang menewaskan 50 ribu orang. (*Catatan: Ternyata ini cuma propaganda lawan Erdogan, karena terbukti Erdogan justru menang di daerah-daerah gempa)
Kritikus khawatir bila Erdogan memenangkan pemilihan, ia akan menjadi semakin otoriter. Namun, presiden berusia 69 tahun yang telah memenangkan banyak pemilihan itu mengatakan bahwa ia menghormati demokrasi.
Per 05.00 Sudah 98,06% kotak suara dibuka. Hasilnya lumayan ketat. Erdogan benar-benar kehilangan suara di İstanbul. Tp di daerah terdampak gempa Erdogan unggul. pic.twitter.com/HWrFq6xBWV
— Herriy Cahyadi (@herricahyadi) May 15, 2023