Oleh: Mila Machmudah Djamhari
Ghibah hukum dulu yaaaaaa....
Ini pernikahan beda agama... Pihak laki Kristen dan pihak perempuan Islam... pernikahan didaftarkan di Catatan Sipil tentunya dengan menyertakan Surat/Sertifikat Pemberkatan Gereja... meskipun juga ada prosesi ijab qabul tetapi tidak bisa jadi lampiran di Catatan Sipil.. Keduanya saat menjalani ritual pernikahan tersebut masih di agamanya masing-masing... Jelas secara Islam pernikahan mereka tidak sah alias tidak pernah ada.
Sejalan dengan waktu kesadaran keimanan pihak perempuan muncul dan ingin berpisah... sudah dua kali keinginan berpisah dilakukan dan dua kali pula sang anak dipisahkan dari ibunya hingga pihak perempuan tidak jadi menggugat cerai...
Akhirnya demi tidak terjadi pemisahan anak dari ibunya giliran ada kesempatan si ibu membawa pergi anaknya dan dilanjutkan dengan gugatan cerai dengan alasan kesadaran keyakinan bahwa menikah beda agama adalah salah.
Pihak laki berulang bikin ulah... menuduh anak diculik hingga memposting poster siapa yang bisa memberikan informasi posisi anak akan diberikan hadiah... Pihak laki melaporkan dugaan kasus perselingkuhan/perzinahan hanya dengan bukti pergi nonton konser musik ramai-ramai tanpa ijin dia... dan bukti laporan seorang wanita yang sedang berkasus cerai juga... Dugaan perselingkuhan/perzinaan tidak bisa hanya sekedar pergi nonton konser ramai-ramai tanpa ijin.
Terbaru menyatakan melaporkan kasus penculikan anak oleh ibu kandungnya dengan membuat pernyataan seolah didukung aparat penegak hukum untuk mengambil secara sah anak yang saat ini di bawah pengasuhan ibu kandungnya... Pernyataan dengan kata "sah secara hukum" adalah pembodohan publik.
Kasus yang melibatkan perempuan dan anak penanganannya dilakukan secara khusus di Unit/Serse Pelayanan Perempuan dan Anak... Penanganan kasus anak akan melibatkan tenaga khusus seperti psikolog atau psikiater dan pekerja sosial... Anak bukan benda mati yang bisa asal dieksekusi...
