Catatan: Budi Saksono (Peneliti Sosial Budaya)
Sejak Erdogan berkuasa muslimah boleh berhijab, pelajaran agama Islam dimasukan lagi dalam kurikulum, Hagia Sophia pun kembali jadi masjid.
Di bidang geopolitik Turki dibawah Erdogan mampu sebagai balancing power (kekuatan penyeimbang) antara dua adidaya Amerika dan Rusia dengan peran peran militer Turki di Suriah, Libya, Armenia, Uzbekistan dan menekan kebijakan China di Uyghur serta Rohingya di Asia Tenggara.
Selain itu senjata senjata modern inovasi Turki terbukti membantu perimbangan taktis Ukraina melawan kekuatan militer Rusia. Drone Baytaktar contohnya.
Tapi bukan berarti kaum liberalis sekuler Turki sudah punah.
Kekuasaan sekuleris Turki aliran Kemal Attaturk hidup nyaris 100 tahun cukup kuat mengakar dimasyarakat jadi jangan heran masih banyak warga Turki yang muslim tapi tak sholat dan puasa sementara kaum Nasraninya makin liberal meninggalkan gereja.
Pada pilpres Turki 2023 ini mata dunia tertuju ke Ankara memantau ketat jalannya pemilu karena dari hasil itulah barat dan timur akan menerapkan kebijakan geopolitik global kedepannya.
Apakah Erdogan yang menang lagi ataukah si Kemal Kilicdaroclu?
Dunia sedang berdebar...