Coldplay
By Indah Ershe*
Saya kenal band asal Inggris itu, dari jaman kuliah. Plus lirik lagu yang mendukung kegalauan masa muda saya.
In my place, in my place
Were lines that I couldn't change
I was lost ... oh yeah
I was lost, I was lost
Crossed lines I shouldn't have crossed
I was lost ... oh yeah
Berulang-ulang saya dengar, sampai sekarang masih saya ingat video klip-nya. Chris Martin - jaket, celana hitam, kaus putih.
Sampai sekarang saya masih hapal lagu dan liriknya.
Favorit kedua saya. Saya masih hapal lagu dan juga liriknya.
The Scientist
Come up to meet you, tell you I'm sory
You don't know how lovely you are
Saya masih ingat video klip, Chris Martin (kaus putih lengan panjang - celana hitam) berbaring di atas kasur biru, di lingkungan kumuh, lalu dia tertarik berdiri, kemudian melangkah mundur.
Sampai masa kerja pun saya masih suka Coldplay.
Hymn for The Weekend
Video klip di India.
Masih ada di I tunes saya.
***
Dulu saya sangat suka lirik, juga nadanya.
Perfect kerennya, menurut saya.
Dulu saya sampai tahu, Chris Martin itu pernah nikah sama Gywneth Paltrow, lalu pacaran sama Dakota Johnson, terakhir saya tahunya sama Jennifer Lawrence.
Qadarullah, sejak resign saya jarang banget dengerin musik dan lagu.
Ada satu dua buat cari referensi nulis novel, tapi saya gak bisa nulis sambil dengerin lagu dan musik. Jadi gak setiap nulis, gak setiap hari saya dengar lagu dan musik.
Dan waktu menulis Cerita Riba (non fiksi) saya sama sekali gak dengerin musik dan lagu.
Jadi dulu waktu saya nge-fans sama Coldplay, saya sampai tahu hidupnya si Chris Martin.
Padahal gak sengaja juga ngubek berita, tapi kalau baca berita suka muncul.
***
Seiring waktu belajar Islam.
Sependek ilmu yang masih saya pelajari.
Saya baru paham.
Circle.
Dulu saya ini sangat liberal, sekuler, jadi apa yang saya temui dalam lingkaran hidup ya yang beraroma itu.
Apa yang saya suka.
Apa yang jadi hal yang saya tiru, saya anggap panutan.
Selain musik dan lagu barat, saya juga suka film barat.
Sampai sekarang jujur, saya belum bisa stop total untuk keduanya.
Tapi saya mulai paham, apa propaganda yang ingin mereka sampaikan lewat karyanya.
Sama seperti saya menulis.
Punya tujuan.
Punya misi apa yang ingin saya sampaikan.
Lagu dan film mereka itu punya kesamaan: menilai takdir hidup buruk. Banyak menyesal, ingin kembali ke masa lalu. Marah pada takdir.
Lihatlah arti dari lirik lagu mereka kebanyakan.
Kalau film.
Yang ringan contohnya Batman, atau Super Hero yang lain, selalu ada unsur trauma masa lalu.
Joker.
Orang jahat lahir dari orang baik yang tersakiti?
Mereka yang jadi panutan sebagian besar muslim di seluruh dunia, nyatanya lebih rapuh.
Sekuler.
Hidup berangan-angan dunia, tapi memisahkan peran dan aturan Tuhan dalam hidupnya.
Berapa banyak kasus kematian bunuh diri, OD, penyanyinya, artisnya? Kasus pembunuhannya?
Kalau dunia membuat bahagia, itu juga seharusnya bisa membuat mata muslim terbuka.
Bagaimana kehidupan pribadi mereka?
Kumpul kebo?
LGBT?
Lantas masih dibilang, gak usah lihat personal, lihat aja keberhasilan dan kegigihan mereka?
Islam itu udah punya cara sempurna.
Tapi memang sebagian besar umatnya gak paham sejarahnya, gak paham aturan agamanya sendiri.
Sebagian besar sudah kena ghazwul fikri.
Perang pemikiran.
***
Konser Coldplay tiket ludes cuma dalam waktu beberapa jam. Gak murah puluhan juta, belasan juta, jutaan.
Self reward?
Gak masalah uang sendiri, gak dibayarin negara?
Sedekah udah pasti, udah!
Kurban, ngapain ngomong-ngomong kalau mau kurban?
Fear of missing out
Fenomena tren, takut ketinggalan sesuatu yang viral, dianggap primitif.
Pengaruhnya pasti lewat media, selebritis, influencer.
Realitanya memang ada banyak kaum kaya yang nonton sebuah konser, tanpa tahu sebelumnya seperti apa band yang ditontonnya.
Tahu tapi gak tau-tau bangetlah.
Malah ada yang OKB sama sekali gak paham, ikut FOMO (Fear Of Missing Out rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu yang lagi trend).
Atau lebih parah.
Pura-pura kaya terus ngutang riba, gesek credit card, apply pinjol, demi keliatan eksis dan mewah.
***
Islam itu gak melarang hiburan.
Gak bisa semua hiburan dipukul rata haram.
Tapi gak lantas yang haram berubah jadi halal.
Konser musik itu :
Apa ada unsur yang dilarang syara 👇
Pertama.
Ikhtilat.
Campur baur laki-laki perempuan.
Kedua.
Penyanyinya buka aurat.
Ketiga.
Lirik lagu.
Apakah melenakan sampai menjadi pemikiran dan panutan yang mendengar.
Keempat.
Ada unsur LGBT?
Pernah terang-terangan menyatakan hasil konser untuk yayasan pelangi?
Soal Coldplay ini pro kontra, band tersebut pendukung pelangi.
Sebagian banyak muslim bilang :
Di Indonesia Coldplay tahu diri, sebagian besar muslim, gak akan bawa atribut.
Bahkan di media ada headline:
Coldplay selain dukung LGBT juga pro Palestina?
Saya sih cuma kembali pada dalil.
Ada unsur nomor pertama saja udah gak akan membuat saya ingin nonton.
Khusus yang dukungan sama pelangi.
Jelas kisah Nabi Luth.
Istrinya gimana?
Istri nabi gak Allah jamin surga.
Lalu siapa saya ini?
Hidup jauh dari jaman nabi?
Taat masih berat.
Cuma perkara menentukan pro kontra Coldplay aja susah.
Banyak yang gak nonton tapi menyindir yang memperingatkan sesama saudara muslimnya.
Dibilang sok suci.
Dibilang pemegang kunci surga.
Surga memang gak gampang kan?
Harus 'war' tiketnya.
Bukan war tiket konser yang ada unsur haramnya.
Cuma hiburan, lemesin aja.
Gak otomatis kok kita jadi log out dari Islam.
Gak sadar ya, polanya pemikirannya nanti jadi sama?
Ada konser band ABC.
Gak papa, jangan nyinyir.
FOMO nya itu biar benar sesuai sama syara.
Takut gak kenal siapa yang harus diikuti.
Rasulullah.
Dalam sebuah hadis shahih diriwayatkan
“Wahai Nabi, jika ada orang yang mencintai suatu kaum (yang berbuat kebaikan), namun bagaimana jika ia tak menyerupai mereka (dalam segi amal)?”.
Nabi menjawab dengan santun, “Orang akan dikumpulkan bersama yang ia cintai, dan kamu juga akan dikumpulkan bersama yang kamu cintai.”
***
Tak menyerupai dalam segi amal.
Seperti yang kebanyakan muslim bilang kan?
Kita suka doang.
Hiburan doang.
Gak lantas log out jadi muslim.
Hadis itu sebelum sampai akhirat udah terbukti.
Semasa liberal, ya saya ketemu sama yang liberal.
Hiburan itu mubah.
Gak semua haram.
Tapi jangan sampai yang mubah mengubah haram jadi halal.
***
Mampu beli tiket pakai uang sendiri silahkan.
Tapi lembutkan hati kalau ada yang mengingatkan.
Semua ada hisabnya.
Kemana harta itu ada hisabnya.
Waktu juga ada hisabnya.
Semoga kita tergolong orang yang tak terlena oleh waktu.
***
Terima kasih buat yang sudah baca.
Mohon maaf untuk yang tak berkenan.
Jazakumullahu khairan
Love you all because Allah
(*fb)