[PORTAL-ISLAM.ID] Netizen akun twitter @RagilSemar mengingatkan agar sebagai Umat Islam kita berhati-hati menjaga aqidah kita dari hal-hal yang bisa merusak aqidah dan jatuh dalam perbuatan syirik. Salah satunya salam lintas agama.
Buat pengetahuan, supaya tidak ikut-ikutan
Biasa pejabat ngerapel salam dari semua agama, biar kesannya toleran kan.
Salah satunya "Namo Buddhaya"
Apa artinya? "Terpujilah Buddha" !!
Kalok sampeyan muslim lalu ngucap begitu, itu fatal nggak buat akidah sampeyan? Pikir sendiri..
***
Terkait salam lintas agama ini, pada 2019 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur mengeluarkan taushiyah atau imbauan dan seruan dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 agar tidak melakukan salam lintas agama, karena dinilai syubhat yang dapat merusak kemurnian dari agama yang dianutnya.
Salam dimaksud adalah ucapan salam yang berasal dari agama-agama, seperti salam sejahtera bagi kita semua (Kristen), Shalom (Katolik), Om Swastiastu (Hindu), Namo Buddhaya (Buddha) dan Salam Kebajikan (Konghucu), setelah ucapan assalamuaalaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Menurut MUI Jatim, salam merupakan doa yang tidak terpisahkan dari ibadah yang merujuk kepada keyakinan agama masing-masing.
Salam lintas agama baru popular belakangan ini. Dimaksudkan sebagai salam penghormatan kepada seluruh pemeluk agama, sekaligus sebagai simbol kerukunan dan toleransi beragama.
Namun MUI Jatim melihat perlu ada kriteria dan batasan dalam implementasi toleransi agar tidak merusak kemurnian ajaran agama.
Bila ditilik redaksinya dengan parameter MUI Jatim, tampaknya hanya dua dari lima salam pembuka agama yang dinilai berpotensi ‘merusak’ akidah seorang muslim bila diucapkan, yaitu salam Hindu (Om Swastiastu) dan salam Buddha (Namo Buddhaya).
Tiga lainnya; salam Katolik (Shalom), salam Kristen (salam sejahtera bagi kita semua) dan salam Khonghucu (salam kebajikan), tidak membawa nama Tuhan.
(1) Om Swastiastu
Dikutip dari kumparan, arti Om Swastiastu disebutkan secara rinci dalam buku berjudul The Secrets Of Salam yang ditulis oleh Dr. Abdurrahman Misno BP, MEI. (2017: 3).
Dalam buku tersebut tertulis bahwa umat Hindu menggunakan istilah om swastiastu yang berasal dari kata Om yaitu aksara syci untuk Sang Hyang Widhi, sedangkan kata Swastiastu terdiri atas kata-kata Sansekerta: Su + Asti + Astu. Su artinya baik, Asti artinya ada, dan Si + Asti = Swasti.
Kata Astu sebagai penutup ucapan Swastiastu itu berarti semoga. Sehingga arti om swastiastu adalah “Semoga ada dalam keadaan baik atas karunia Hyang Widhi."
Ucapan Om Swastiastu rupanya diucapkan sebagai pembuka salam. Sedangkan sebagai penutupnya, umat Hindu mengucapkan “Om Santi, Santi, Santi, Om.”
(2) Namo Buddhaya (Terpujilah Buddha).
Ada lagi
— ≋B≋A≋G≋O≋N≋G≋ (@RagilSemar) May 13, 2023
"Om Swastiastu"
Arti om swastiastu adalah “semoga ada dalam keadaan baik atas karunia Hyang Widhi"https://t.co/wzEl2otywo
Bayangkan lagi kalo sampeyan muslim ngucap begitu, kira2 akidah sampeyan masih utuh atau bablas?
Pikiren dhewe!! pic.twitter.com/zFQ9pQgkRN