BISNIS SYARIAH
Oleh: Ari Maulana
Duluuuuu banget, waktu awal saya mulai menapaki jalan bisnis, orang pertama yang menjadi guru bisnis saya adalah seorang ustadz.
Basic anak rohis dan remaja masjid, membuat saya ketika itu kental dengan "simbol-simbol syariah" dalam bisnis.
Buat saya saat itu, bisnis yang halal ya harus bersih dari hulu sampai hilir, tidak boleh ada cacat syariat, termasuk dalam pemilihan nama.
Tapi ustadz ini malah membuka usaha sembako tanpa "nama syariah" sama sekali.
Saya lupa dulu namanya apa, namun saat itu saya pertanyakan kepada beliau, kenapa memilih nama itu? Kenapa bukan nama yang lebih Islami?
Menyadari bahwa pertanyaan saya lebih ke judging, beliau sepertinya sadar saya sedang menghakiminya sebagai pengusaha "kurang syariah" karena nama tersebut.
Padahal siapa saya yang cuma drop outan STAN menghakimi ustadz lulusan timur tengah sebagai kurang syariah? Parah emang omali muda ini wkwkwk.
Lalu keluarlah quote beliau yang saya ingat sampai sekarang, kalimatnya mungkin tidak sama persis, kurang lebihnya adalah:
"Nama itu kan netral akhi, selama bukan nama yang dilarang dalam Islam. Jadi tidak harus menggunakan nama berbahasa Arab untuk menunjukkan bisnis kita ini syar'i.
Yang lebih penting justru menunjukkan bahwa bisnis kita ini amanah, menerapkan nilai-nilai Islam, dan tidak menzalimi konsumen.
Kalau bisa begitu, kita sudah berbisnis secara syariah, walaupun tanpa simbol-simbol syariah.
Jangan sampai nama usahanya berbahasa Arab, atau pakai embel-embel syariah, tapi merugikan konsumen.
Kalau seperti itu nanti, bukan cuma bisnis antum yang kebawa imej negatif, tapi juga syariah Islamnya jadi terbawa negatif."
Setelah momen itu, saya pun memulai bisnis resmi pertama saya sebagai agen majalah, dengan nama "REM Agency".
Dan beliau hingga sekarang masih tetap berbisnis, usahanya pembiakan kerbau di Banten.
Semoga keberkahan terus menaungi usaha beliau, aamiin.
(fb)