Uwi... Uwi... Uwi....
Jika kalian muslim, kalian seyogiyanya pernah dengar cerita ini. Duluuu, ada pemimpin yang mulia nan terhormat. Melakukan perjalanan jauh, naik unta, bersama pembantunya. Karena itu perjalanan jauh melintasi gurun, kasihan lihat pembantunya, pemimpin ini bergantian naik untanya. Kadang dia duduk di atas unta, pembantunya berjalan kaki. Kadang pembantunya yang duduk di atas unta, dia yang jalan.
Tiba di kota tujuan, penduduk mengelu-elukan sang pemimpin. Dan penduduk tertukar. Karena saat tiba di kota itu, giliran pemimpinnya yang jalan, pembantunya di atas unta. Tahu kisah ini?
Maka, sangat membagongkan menyaksikan prilaku pemimpin hari ini. Dikit-dikit, uwi uwi uwi, jalanan kota itu dipenuhi rombongan ini. Membuat pengguna jalan lain menyingkir, terdesak. Semua minggir! Kadang pengawalnya galak sekali. Baru tenang 5 menit, astagfirullah, uwi uwi uwi.... Datang lagi rombongan yang lain. Saya kalau nyetir di Jakarta, utk perjalanan 30 menit saja, bahkan bisa nemu 3x rombongan ini.
Siapa sih orang2 ini?
Buat apa mereka dikawal dan buru-buru? Mereka kan pejabat, bukan? Mereka tidak akan dipotong gajinya kalau telat masuk. Yang mendesak dikawal itu justeru buruh-buruh, yg telat dikit potong gaji. Pejabat? Bahkan mereka tiduran saja di rumah, tetap digaji. Nah, jika mereka memang buru-buru, mbok ya berangkat lebih pagi, bedebah! Jutaan pegawai melakukannya, berangkat lebih pagi.
Rombongan uwi uwi uwi bahkan tidak jelas lagi siapa. Kadang hanya mobil biasa. Kadang hanya rombongan entahlah. Ini teh membingungkan. Aparat itu digaji, dilatih, dididik, hanya utk jadi pengawal uwi uwi uwi doang? Dan kamu mau gitu, hanya uang 1-2 juta, langsung deh uwi uwi uwi.
Ada nggak sih yang mau menertibkan uwi uwi uwi ini? Atau jangan2, yang dulu pintar sekali ceramah soal kisah di awal tulisan ini, saat giliran menjabat, eh juga duduk santai di mobilnya, lantas uwi uwi uwi.
Seharusnya pejabat2 itu dibiarkan saja bermacet2, agar mereka tahu. Juga jalan rusak. Sesekali mereka terjebak macet 2-3 jam. Sesekali ikut dorong mobil jika dinas ke daerah2.
Ini malah merepotkan orang banyak, uwi uwi uwi.
(By Tere Liye)