[PORTAL-ISLAM.ID] PAPUA - Jumlah prajurit TNI yang gugur dalam peristiwa penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bertambah.
Total, terdapat empat korban yang kesemuanya gugur di tengah misi penyelamatan pilot pesawat Susi Air Susi Air Philips Mark Methrtens (37) di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) .
Adapun keempat prajurit TNI yang gugur meliputi:
1. Prajurit Satu (Pratu) Miftahul Arifin
2. Pratu Ibrahim
3. Pratu Kurniawan
4. Prajurit Dua (Prada) Sukra
Keempat prajurit ini berasal dari Satuan Tugas (Satgas) Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Saat ini, keempat prajurit yang gugur telah dievakuasi ke RSUD Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Kronologi KKB Sergap 36 Prajurit TNI
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sebelumnya mengungkap operasi pencarian Pilot Susi Air berawal dari laporan posisi pilot terdeteksi di wilayah Mugi-Mam. Tim operasi yang terdiri dari 36 prajurit lantas diterjunkan ke lokasi.
Namun operasi itu rupanya diketahui oleh KKB sehingga terjadi penyergapan berujung kontak tembak. Yudo mengatakan saat itulah KKB menggunakan perempuan dan anak-anak untuk menyergap ke-36 prajurit TNI.
"Ceritanya kejadian tersebut berawal dari pasukan kita 36 sedang beroperasi mencari terhadap informasi adanya lokasinya pilot. Di perjalanannya dihadang dan kontak tembak KST (KKB Papua) yang dalam kontak tembak tersebut mereka memanfaatkan masyarakat dan anak-anak untuk menyerbu. Dari tembakan, dari masyarakat khususnya ibu-ibu dan anak-anak untuk menyerbu dengan pasukan kita," kata Laksamana Yudo dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Puspen TNI, Selasa (18/4/2023).
Sergapan warga sipil yang dimanfaatkan KKB dan rentetan tembakan ke arah prajurit itu membuat Pratu Miftahul Arifin terkena tembakan dan jatuh ke jurang. Prajurit lainnya lantas berusaha mengevakuasi Pratu Arifin, namun mereka juga ditembaki sehingga prajurit mengambil posisi mengadang serangan.
"Pasukan kita dengan kondisi seperti itu ada salah satu yang jadi korban Pratu Miftahul Arifin jatuh ke jurang 15 meter kemudian ditolong. Saat pertolongan tersebut dilaksanakan oleh KST sehingga posisi kita bertahan," katanya.
Yudo mengatakan para prajurit saat itu dalam posisi dikeroyok oleh perempuan dan anak yang dilibatkan KKB. Kondisi ini membuat prajurit menjadi panik.
"Namun dari segala sisi mereka bersama masyarakat tadi, istilahnya kalau perang Jawa ngeroyok ramai-ramai sehingga pasukan kita mungkin panik sehingga terjadi seperti itu," katanya.