SBY, Jonan dan Revolusi Senyap Kereta Api

SBY, Jonan dan Revolusi Senyap Kereta Api

Oleh: Cipta Panca Laksana 
(Komunikator Politik Partai Demokrat)

Sebagai orang yang menikmati jasa kereta api terutama untuk angkutan kereta api lokal Jabodetabek, mulai dari era naik kereta api bareng kambing, ayam, pedagang sayur sampai penuh pedagang cangcimen, hingga era sekarang Commuter Line yang relatif nyaman dan terjadwal dengan baik. 

Adalah Ignasius Jonan, Dirut Kereta Api Indonesia yang diangkat 25 Februari 2009 (era Presiden SBY), saat Menhub dijabat Jusman Syafei Jamal dan Menteri BUMN dijabat oleh Sofyan Djalil, yang melakukan perubahan drastis itu. Saya sebagai pengguna jasa kereta api melihat betul perubahan itu. 

Langkah awal yang dilakukan oleh Jonan adalah membersihkan dan memperbaiki hampir semua stasiun kereta api. Sistem akses masuk diberlakukan. Hanya orang yang punya tiket yang bisa keluar masuk stasiun. Budaya antri mulai diterapkan. Ajaib, rakyat Indonesia yang biasa sulit antri, tiba-tiba bisa berbaris antri di stasiun-stasiun kereta api. 

Adalah Presiden SBY dalam satu rapat kabinet memerintahkan Menteri BUMN Sofyan Djalil untuk mencari orang yang tepat untuk bisa membenahi pelabuhan laut dan kereta api. Untuk kereta api akhirnya didapatlah nama Jonan. Bankir di Citibank. 

"Kita ingin melakukan revolusi senyap. Memperbaiki moda transportasi untuk rakyat. Negara maju rakyatnya punya pilihan moda transportasi," kenang Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono, di atas KA Cirebon Ekspres yang membawa rombongan Safari Ramadhan Partai Demokrat. 

Presiden SBY selama 10 tahun pemerintahannya memang serius membenahi moda transportasi. Puluhan bandara baru, revitalisasi bandara lama, pembangunan baru dan revitalisasi pelabuhan laut lama terus dilakukan. Tapi semua dalam senyap. 

"Kalau tiap pembangunan dirayakan, ya bisa tiap hari kita ada perayaan karena begitu banyak proyek. Kebetulan media kita waktu itu juga tidak suka dengan seremoni peresmian proyek. Makanya kita lakukan revolusi senyap," kenang SBY sambil tertawa. 
Dalam 10 tahun pemerintahannya, SBY berhasil membangun 1360 kilometer rel KA baru. Jumlah gerbong juga meningkat signifikan dibanding saat SBY menerima tongkat estafet pemerintahan dari Megawati. Rel ganda di Jawa dan Sumsel berhasil diselesaikan. KAI dari perusahaan rugi, dalam 5 tahun di tangan Jonan bisa meraih untung hampir 1 Triliun (cara dan pencapaian Jonan membenahi KAI akan saya tulis terpisah). 

Bukan berarti saat membenahi KAI tak ada masalah. Baru dua tahun di KAI, ada tabrakan KA di Pemalang yang memakan korban 26 orang. Kemudian menyusul ada pembakaran 24 gerbong KA di Lebak yang disinyalir sabotase terhadap Jonan. DPR marah. Mereka meminta Jonan diganti. Tapi itu tak terjadi. 

"Jonan itu salah satu pejabat kesayangan saya," cerita Pak SBY buka kartu sambil berdiri dan bercerita santai di gerbong kereta membawa kami ke Cirebon. 

"Jonan berjanji akan memperbaiki kesalahan dan akan membuat kereta api lebih baik dan untung. Dan janjinya dia tepati kan?" Pak SBY menjawab pertanyaaan saya soal kondisi saat musibah itu terjadi. 

"Dan sekarang kan kita bisa menikmati pelayanan kereta api yang nyaman, terjangkau, dan tepat waktu," jelas Pak SBY bercerita di atas KA Cirebon Ekspres yang nyaman. Di atas kereta yang membawa jejak sejarah yang pernah ditoreh Ketum Partai Demokrat ketika 10 tahun memimpin negeri. 

Cirebon, 12 Juni 2017 

(*)
Baca juga :