[PORTAL-ISLAM.ID] Pertamina berturut-turut mengalami kebakaran dalam kurun waktu sebulan ini.
Insiden pertama terbakarnya Depo Pertamina Plumpang pada Jumat malam, 3 Maret 2023.
Insiden kedua, kebakaran kapal pengangkut BBM di perairan Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat pada Ahad, 26 Maret 2023.
Insiden ketiga dan teranyar, kebakaran di kilang minyak Pertamina Dumai Sabtu, 1 April 2023 kemarin malam.
1. Depo Pertamina Plumpang
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang terjadi pada Jumat malam, 3 Maret 2023 pukul 20.20 WIB. Api yang bersumber dari pipa bensin di kompleks tersebut membumbung tinggi hingga menyebabkan rumah-rumah warga di sekitar Jalan Tanah Merah Bawah RT 12 RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, ikut dilahap si jago merah.
Korban meninggal dunia akibat kebakaran hebat yang melanda Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, total korban meninggal saat ini berjumlah 33 orang.
2. Kapal pengangkut BBM
Sebanyak tiga anak buah kapal (ABK) Kapal MT Christin pengangkut BBM Pertamina yang mengalami kebakaran di perairan Kota Mataram, NTB, dilaporkan tewas.
Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB Dady Sukmawan mengatakan beberapa ABK lainnya sudah dievakusi ke Pantai Ampenan, Kota Mataram.
"Informasi yang saya terima ada tiga anak buah kapal yang meninggal dunia. Sebagian lagi sudah dievakuasi ke Pantai Ampenan. Total ada 17 anak buah kapal," kata Dady dikutip dari Antara, Minggu (26/3/2023).
Ia belum mendapat informasi penyebab pasti kapal tiba-tiba terbakar ketika sedang mengantri untuk bongkar muat BBM ke Depo Pertamina Ampenan.
Kapal pengangkut BBM Pertamina itu terbakar di perairan yang tidak jauh dari Terminal BBM Ampenan Kota Mataram, NTB, pada Minggu 26 Maret 2023 sekitar pukul 15.30 WITA.
Awalnya, kapal tanker pengangkut BBM Pertamina jenis Pertalite, MT Kristin, milik PT Hanlyn Jaya Mandiri yang tengah disewa oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) akan mengangkut BBM ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Ampenan dan TBBM Sanggaran, Bali.
3. Kilang minyak Dumai
Insiden teranyar, yakni meledak dan terbakarnya kilang minyak Pertamina Dumai, Pekanbaru, Riau pada Sabtu, 1 April 2023 kemarin, sekitar pukul 22.40 WIB.
Dugaan pasti penyebab ledakan kilang minyak Pertamina Dumai masih dalam proses penyelidikan.
Area Manager Communication, Relation, & CSR Pertamina RU Dumai, Agustiawan, mengatakan sebanyak sembilan orang menjadi korban akibat ledakan dan kebakaran tersebut.
Kesembilan korban tersebut merupakan pekerja di ruang operator dan telah kembali rumah masing-masing setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Pertamina Dumai.
Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyebut insiden meledak dan terbakarnya kilang minyak Pertamina Dumai, Riau, pada Sabu, 1 April 2023, membuktikan bahwa sistem keamanan Pertamina sangat buruk. Terlebih sebulan lalu, tepatnya 3 Maret 2023, juga terjadi kebakaran Depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara.
"Saya kira ini sudah keterlaluan," ujar Fahmy kepada Tempo, Minggu, 2 April 2023. "Pertamina tidak mau belajar bahwa kebakaran serupa memang bisa terjadi lagi."
Fahmy juga menilai Pertamina tidak serius untuk mencegah agar insiden seperti ini tidak terus berulang. Pasalnya, kejadian kebakaran di depo atau kilang perusahaan plat merah itu tidak terjadi sekali dua kali. Sebelum kebakaran Kilang Minyak Dumai dan Depo Plumpang, kebakaran di antaranya pernah terjadi di Kilang Minyak Balikpanan, Kilang Minyak Cilacap, dan Kilang Minyak Balongan. Bahkan, Kilang Minyak Dumai juga sempat terbakar pada 2014 lalu.
"Kebakaran terjadi lagi dan lagi. Penyebabnya selalu petir, itu kan nggak masuk akal," ucap Fahmy. "Kejadian berulang seperti ini tidak bisa ditoleransi lagi."
Menurut Fahmy, Pertamina bersikap abai terlalu menyederhanakan perkara ini. Sebab, kata dia, kemungkinan aset sudah diasuransikan. Sehingga tidak terlalu khawatir soal kerugian. "Tapi saya kira meski sudah diasuransikan, itu kan bisa menganggu operasional Pertamina dalam penyediaan di kilang ataupun Depo," ujarnya.
Pertamina, lanjut Fahmy, mestinya menggunakan standar internasional dalam mengamankan aset strategis dan berisiko yang dipunya. Pertamina perlu belajar dari negara-negara lain, seperti Arab Saudi, yang menerapkan standar zero accident.
"Kita hampir tidak pernah mendengar kebakaran kilang di Arab. Sementara di Pertamina, accident terjadi berulang. Keterusan," ucap Fahmy.