PARADOKS KALIMANTAN TIMUR (JUGA INDONESIA)
By Azwar Siregar
Sekalipun, Alhamdulillah, masih tersisa dua mobil Operasional K Water Indonesia, tapi saya lebih memilih naik angkutan umum atau transportasi online ke Kantor kalau sedang di Samarinda.
Sebenarnya bisa saja saya tinggal telepon dan suruh jemput. Tapi prinsip saya dalam Bisnis itu tidak ada istilah "nge-bossy". Sekalipun Perusahaan milik saya sendiri.
Jadi kalau besok-besok ada yang ketemu saya di jalan, sedang jalan kaki, percayalah, berarti, saya memang sedang ngga ada duit, ha..ha..ha...
Maaf, tiga paragraf di atas sengaja saya sampaikan. Mengingat sampai sekarang saya masih sering difitnah oleh eks kawan-kawan lama sebagai "Buzzer Bayaran" Pak Prabowo.
Ok-lah. Selesai dulu sesi curhat pagi ini. Sekarang curhatnya tentang nasib rakyat kita.
Selesai Subuh, saya jalan dari Hotel ke depan. Cari sarapan sambil menikmati keindahan Sungai Mahakam. Salah satu Sungai terbesar di Kota Samarinda. Menjadi lalu lintas Kapal-kapal dan tongkang Pengangkut Batu Bara.
Tiba di daerah Citra Niaga, saya melihat sosok Bapak-bapak yang sedang tertidur. Beralaskan Plastik Spanduk. Dan dikelilingi Tas-tas plastik berisi pakaianya.
Yang membuat saya sedih, tidak sampai seratus meter ke depan, ada Sungai Mahakam. Dan setiap hari Kapal-kapal Tongkang besar lewat membawa kekayaan alam negara kita.
Kalau saja kita bisa naik sekitar 1000 meter dari tempat si Bapak tertidur, maka dia bisa saja berada ditengah ratusan Tambang Batubara yang menyebar di Kalimantan Timur. Dia juga berada di tengah Tambang Minyak Bumi. Sebelah kanannya Tambang Blok Mahakam, sebelah kiri Tambang Muara Badak, Bontang dan Tarakan.
Ini adalah gambaran kecil bangsa kita sekarang ini. Diantara Kekayaan Alam bangsa kita yang melimpah ruah, masih banyak rakyat kita yang hidup menderita.
Berkali-kali saya sampaikan, andai saja kekayaan alam negara kita tidak salah kelola, rakyat kita tidak akan kalah makmur dari rakyat Brunai dan Singapura.
Artinya yang salah adalah Pemerintah. Sebagai entitas yang kita serahkan amanah untuk mengelola Negara kita. Kalau Pemerintahnya benar, maka rakyat kita pasti makmur. Sebaliknya kalau masih banyak rakyat yang hidup sengsara, berarti Pemerintah, mulai Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota yang kita pilih belum benar!
Semoga saja di Pemilu dan Pilpres 2024 jangan sampai kita salah pilih (lagi). Pilih Pemimpin yang punya visi dan misi yang jelas. Paling penting bukan Boneka dan bukan juga Petugas Partai.
Karena hanya Pemimpin yang merdeka yang bisa benar-benar berjuang untuk rakyat. Dan Pemimpin itu bisa merdeka kalau punya dana dan punya perahu sendiri (Partai) sejak mencalonkan diri.
Dan untuk saat ini, ya cuma Pak Prabowo!
28/4/2023
(FB)