[PORTAL-ISLAM.ID] Eks wartawan senior Farid Gaban mengungkap kenapa proyek IKN dan Kereta Cepat di awal diluncurkan dibilang tidak memakai APBN.
"Alasan Presiden Jokowi bikin IKN & kereta cepat tanpa APBN, melainkan melibatkan BUMN & investasi swasta/asing, adalah biar bisa diputuskan cepat tanpa proses uji publik luas menyangkut kelayakannya. Kini akhirnya pakai APBN juga, dan sudah telat utk dibatalkan. Fait accompli," kata Farid Gaban di akun twitternya @faridgaban, Kamis (13/4/2023).
Usman Yasin menanggapi dalam teori kebijakan hal-hal seperti itu disebut Moral Hazard (penyimpangan moral) dari penguasa.
"Ini teori Kebijakan, namanya Moral Hazard, dan biasanya ada Free Rider. Moral Hazardnya sudah mulai bisa di telisik... Free Ridernya (Penikmat Gratis) adalah yg enjoy menikmati dari kebijakan ini, bagi mereka tidak ada yg mereka pedulikan kecuali keuntungan. Kira siapa ya?" komen Usman Yasin @usmanysn.
Farid Gaban menambahi bahwa IKN itu simbol negara, harusnya memang 100 persen dibiayai APBN, cuma masalahnya prioritas tidak pindah IKN?
"IKN itu simbol kedaulatan negara. Karenanya, proyek IKN, menurutku, hrs dibiayai negara (APBN). Masalahnya: proyek IKN itu urgent/prioritas atau tidak. Dan negara punya uang atau tidak. Kalau nggak punya uang & ada banyak prioritas lain, ya, ngapain dibikin," ujar Farid Gaban @faridgaban.
Alasan Presiden Jokowi bikin IKN & kereta cepat tanpa APBN, melainkan melibatkan BUMN & investasi swasta/asing, adalah biar bisa diputuskan cepat tanpa proses uji publik luas menyangkut kelayakannya. Kini akhirnya pakai APBN juga, dan sudah telat utk dibatalkan. Fait accompli.
— Farid Gaban (@faridgaban) April 13, 2023
Ini teori Kebijakan, namanya Moral Hazard, dan biasanya ada Free Rider.
— Usman Yasin (@usmanysn) April 13, 2023
Moral Hazardnya sudah mulai bisa di telisik...
Free Ridernya (Penikmat Gratis) adalah yg enjoy menikmati dari kebijakan ini, bagi mereka tidak ada yg mereka pedulikan kecuali keuntungan. Kira siapa ya?