Naniek S Deyang: Kelompok Solo think tank Pak Jokowi, kurang sreg kalau Prabowo yang jadi presiden 2024

Catatan: Naniek S Deyang

Beberapa hari ini mau dampingi Jokowi, ini kayaknya ada konsolidasi lagi. Bolak-balik ke ke Jawa Tengah ya .. (Ganjar Pranowo)
---------------------

Politik Bingung? Membaca perpolitikan saat ini mungkin kondisinya masih dalam perpolitikan "bingung" dan "bimbang".

Memang Pak Jokowi rumahnya Solo, jadi beliau sering ke Jawa Tengah, namun kalau dilihat beberapa tahun belakangan ini, Pak Jokowi lebih sering kunjungan ke Jateng, bahkan paling sering dibandingkan ke propinsi lain.

Diakui atau tidak, ini berkait dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang memang digadang-gadang disiapkan untuk menggantikan beliau. Seorang kawan yang dulu sama-sama dekat saat Pak Jokowi Nyagub DKI mengatakan kepada saya. "Mbak  ingat nggak? Waktu Ganjar Nyagub Jateng dari mulai logistik sampai tim sukses dan think tanknya disiapkan Pak Jokowi," ujar seorang kawan lama.

Lebih lanjut kawan saya yang dekat banget dengan Pak Jokowi ini mengatakan, bahwa Ganjar adalah sahabat karib Pak Jokowi. "Ganjar itu sahabat plek (sahabat karib), jadi nurani Pak Jokowi itu ya Ganjar. Beliau maunya yang jadi presiden menggantikannya ya Ganjar," kata teman saya lebih lanjut.

Ganjarlah yang dianggap akan bisa "menjaga" anak-anak Pak Jokowi dan juga mantunya di kancah perpolitikan, apabila Pak Jokowi lengser, karena Pak Jokowi yakin Ganjar nggak akan berkhianat, kata teman saya lagi.

Namun meloloskan Ganjar menjadi presiden ternyata tidak mudah, karena PDIP (Bu Mega) kekeuh (hingga hari ini) belum memberikan restunya. Bisa saja sebenaranya Pak Jokowi menggunakan KIB untuk jadi kendaraan Ganjar, namun Pak Jokowi orangnya realistis, KIB tidak punya mesin partai, sehingga Pak Jokowi takut Ganjar dapat tiket lewat KIB, namun kalah di pertarungan.

Bersamaan terus "menyiapkan" Ganjar, Pak Jokowi pun cari alternatif lain bila pencalonan Ganjar gagal, yaitu mantan seterunya dua periode, yang kini jadi anak buahnya, Pak Prabowo. Selain bisa jadi karena kasihan karena Pak Prabowo sudah dua kali dikalahkan tapi ikhlas mau jadi anak buahnya, bagaimana pun dia juga hutang budi karena yang bawa ke Jakarta termasuk Gerindra. Pak Jokowi juga melihat kenyataan di lapangan tanpa mesin partai pun Prabowo masih punya pemilih loyal. Artinya digosok sedikit saja Prabowo bisa menang! 

Namun kelompok Solo, yaitu think tank Pak Jokowi kurang sreg kalau Prabowo yang jadi presiden. Kelompok Solo meyakinkan Pak Jokowi, bahwa Prabowo memang tulus dan tidak mungkin berkhianat, tapi orang-orang di seputar Pak Prabowo diragukan kesetiannya pada Pak Jokowi. Jadi intinya think tank Pak Jokowi yang dari tim Solo dan tim di Jakarta yang kabarnya dipimpin dua menteri, tidak mau Prabowo yang jadi presiden, dan maunya gimana caranya Ganjar yang disupport atau dijadikan presiden.

Lalu bagaimana Anies? Jangan dikira Anies itu 100 persen tidak disukai think tank Pak Jokowi ya, menteri berpengaruh yang masuk dalam tim Pak Jokowi  justru menyiapkan  Anies- Khofifah. Malah kawan saya bilang, Anies boleh melaju asal pasangannya Khofifah. 

Anies ini sebenarnya hubungannya dengan Pak Jokowi juga baik-baik, termasuk dengan Gibran. Kemudian Khofifah itu jagoan dari menteri yang paling dipercaya oleh Pak Jokowi.

Posisi Bu Mega, kabarnya bakal dicornering (ditelikung). Oleh siapa? Meski saya sudah diberi tau kawan saya, tapi saya gak akan ngomong. Politik itu cairrrrrrrrr, karena urusanya cuman uang dan kekuasan.

Mengapa Pak Jokowi terkesan ingin menjadi King Maker? Pak Jokowi ingin lengser dengan landai dan anak-anak dan mantunya tetap bisa meneruskan karier politiknya, selain ingin programnya seperti IKN diteruskan.

Lalu mengapa semua yang Nyapres butuh dukungan Pak Jokowi? Lha semua organ pemenangan pemilu kan ada di tangan Pak Jokowi sebagai presiden, mulai KPU, Polisi, MK, BIN, dll. Lha mau menang atau kalah kan tergantung organ-organ itu. Ini realita perpolitikan di Indonesia! 

Jadi semua masih bingung dan mengambang bro, dan sist, semua masih kayak "gabah  diinteri (mutar-muter, lobi kanan-lobi kiri). 

Bagaimana cerita politik selanjutnya? Tunggu di podcast saya ya kalau aku jadi buat ...ha ..ha

(fb 8/4/2023)

Baca juga :