[PORTAL-ISLAM.ID] Maaf mungkin foto dan berita ini akan membuat antum mual. Tapi ini penting diketahui dan dibaca.
Amerika dan Kanada selama ini merupakan dua negara yang terdepan mempromosikan keberadaan gender ketiga selain Male dan Female, Yaitu Lagibete (LGBT).
Tapi Kanada selangkah lebih maju dari Amerika. Para pembuat Undang-Undang di Kanada saat ini sedang merancang sebuah aturan yang bukan hanya melindungi komunitas Lagibete, Tapi bahkan mendorong berkembangnya populasi kaum laknat itu.
UU tersebut akan menghukum siapapun yang menentang Lagibete, Bahkan meski hanya sekedar mengkritik atau memprotesnya, Dengan denda sebesar 25.000 dolar.
Di Amerika sendiri, Terpilihnya Joe Biden yang sejak awal kampanye berjanji akan melindungi dan mendukung para Lagibete, Membuat mereka semakin menjadi2.
Bukan hanya masyarakat awam yang mendukung perilaku tersebut. Tapi juga perusahaan2 multinasional Amerika atau yang berbasis di Amerika, Sepenuhnya mensponsori komunitas Lagibete.
Terbaru, Brand2 besar seperti
• Nike Women
• Bud Light
• Ole Henrikson
• Plaza Hotel
• Mac
• Ulta Beauty
• Tampax
• Crest
• Kate Spade
• Ok Cupid
• Svedka Vodka
• Urban Decay
• Walmart
• Mugler
• Rent the Runway
• Aritzia
• Charlotte Tilbury
Menjadikan seorang Lagibete bernama Dylan Mulvaney sebagai brand ambassador mereka, Padahal banyak dari brand tersebut merupakan produk yang khusus dibuat untuk kaum wanita, Seperti Nike Woman dan Tampax (merk pembalut wanita).
Dylan Mulvaney sendiri dalam beberapa kesempatan pernah mengatakan kalau ia tiap bulan mengalami siklus menstruasi sebagaimana para wanita pada umumnya.
Jadi ingat kasus artis Lagibete di Indonesia yang pernah ngaku sedang hamil.
Ada aksi pasti ada reaksi. Kalangan kelompok kanan dan konservatif Amerika yang biasa dianggap sebagai pendukung Donald Trump dan partai Republikan, Melawan sengit fenomena merajalelanya Lagibete tersebut.
Perlawanan mereka menemukan momentum yang tepat dengan terjadinya kasus penembakan massal di sekolah Nashville yang menewaskan 3 murid berusia rerata 9 tahun serta 3 staf sekolah, Belum lama ini.
Penembakan tersebut dilakukan oleh seorang Lagibete bernama Audrey Hale yang berganti gender dari wanita menjadi pria.
Audrey (atau yang setelah berganti nama menjadi Aiden) meninggalkan sebuah manifesto yang menunjukkan suasana kebatinannya yang kacau pasca berubah jadi pria.
Ia akhirnya tewas diberondong sekelompok polisi yang merangseknya di gedung sekolah tersebut.
Selain kasus Dylan Mulvaney, Audrey Hale, Juga ada kasus
• Avi Silverberg (atlet angkat besi)
• Fallon Fox (atlet MMA)
• Lady Feral (eks pasukan khusus)
• serta Lia Thomas (atlet renang).
Avi, Fallon, Lady, dan Lia menjadi isu besar yang diangkat banyak penentang Lagibete di Amerika, Karena 4 pria tersebut bertarung melawan wanita pada cabang olahraga khusus wanita!.
Yang hasilnya bisa dipastikan: Mereka menang terus!.
Masalah Lagibete ini mulai menjadi problem serius di Amerika dan Kanada. Karena mereka bukan hanya didukung pemerintahannya, Tapi juga membatasi Freedom of Speech alias kebebasan berpendapat yang selama ini diagung2kan Barat.
Para Lagibete tersebut dilindungi pemerintah dengan cara mereka membatasi hak untuk mengkritik dari para penentangnya.
Padahal di saat yang sama, Alasan para Lagibete secara massif mengkampanyekan gerakannya justru dengan alasan Freedom of Speech and Expression.
Selain itu, Mudahnya seseorang menyatakan diri sebagai pria/wanita, Juga menimbulkan kegoncangan sosial. Sekarang di Amerika, Setiap orang tidak perlu menyatakan identitas gendernya pada surat2 resmi atau tanda pengenal.
Bahkan saking mudahnya berganti gender, Cukup dengan mengajukan pergantian gender pada dirjen catatan sipil Amerika, Saat itu juga langsung diakui telah berganti gender dan harus diperlakukan sebagaimana hukum yang berlaku.
Maka itu para atlet diatas, Meski masih punya jenggot, Jakun, Bahkan kemaluan pria, Tetap diakui sebagai wanita dan boleh bertanding pada cabang olahraga khusus wanita.
Sungguh ironi yang konyol dari sistem buatan kuffar.
Semoga Allah melindungi kita semua dan keluarga kita. Juga melindungi Indonesia dari perbuatan kaum Sodom tersebut.
(Fathi Nasrullah)