Koh Afghan..
"Kami tidak peduli politik, yang kami tahu adalah buka toko dan dagang", ujar ketua asosiasi pedagang China di Kabul.
Warga China memiliki akses paling bebas ke negara yang paling diisolasi dunia. Ironisnya itu terjadi ketika beberapa negara Muslim malah memasukkan Afghanistan sebagai negara berbahaya untuk didatangi warganya.
Saat negara lain keluar setelah Taliban berkuasa, China malah bertahan dan kini menikmati bisnisnya tanpa saingan.
Sebuah kompleks gedung pecinan gagah berdiri di tengah kota. Barang-barang terjual tanpa henti untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Sepeda motor, kipas angin, air purifier, sabun mandi, sabun cuci hingga panci khas China semua ada.
Pemerintah Komunis China meyakinkan warganya bahwa keamanan di bawah Taliban telah terjamin. Warga China tak perlu takut terhadap gejolak apapun, sebab Taliban akan melindungi mereka dan bisnisnya.
Tentu tak ada yang gratis dalam bisnis. China paham betul Afghanistan adalah negara strategis, posisinya menghubungkan China ke sekutunya Pakistan dan Iran.
Jika lancar, akan ada pembangunan jalan tol yang melewati Kabul hingga Islamabad, langsung dari China. Menggantikan jalur berbahaya di daerah pegunungan yang menghubungkan China-Pakistan selama ini.
Selain itu, China melihat adanya harta karun purba yang masih perawan milik rakyat Afghanistan. Gunung-gunung triliunan Dollar, kaya logam berharga yang akan menjamin ketersediaan bahan baku untuk berbagai teknologi di masa depan.
Tapi santai saja, Taliban tidaklah bodoh. Mereka tidak akan didikte atau dirugikan China.
Bagi Taliban, China hanyalah pelampung saat tercebur di laut.
Tak ada satupun negara yang akan sukses jika hanya menjalin hubungan dengan satu negara. Amerika pun ditawari untuk kerja sama dan investasi.
Satu poin positif China adalah lebih terbuka dalam berbagi mesin, teknik dan teknologinya, beda dengan Barat yang sangat pelit.
Uniknya, orang Afghanistan menganggap mayoritas orang China menganut agama Komunis.
Bagaimana dengan Muslim Uighur?
Taliban diam-diam kabarnya telah menerima ribuan pejuang Turkistan Uighur yang meninggalkan Suriah. Memberi mereka suaka dan perlindungan.
Taliban menegaskan kepada para tetangganya, jika ingin Afghanistan ikut menyelesaikan masalah militan, mereka harus membayar. [Pega Aji Sitama]