Keunikan Bandara Kabul
Di bawah Taliban, media Barat menggambarkan perempuan Afghanistan hidup tercekik seperti di penjara.
Bahkan ada sebuah film sindiran berbalut hoax yang mengolok Taliban, menceritakan suatu keluarga yang seluruh anggota laki-lakinya telah meninggal.
Konon, karena Taliban menerapkan syariat, keluarga itu tak bisa keluar rumah, akhirnya salah satu anak perempuan menggunduli rambut dan menyamar sebagai anak laki-laki agar bisa bebas keluar.
Ini seperti orang bodoh yang mengkritik hukum perzinahan dalam Islam, tanpa tahu bagaimana detailnya. Konon, kalau seorang perempuan diperkosa, lalu tak bisa mendatangkan 4 saksi maka dia sendiri yang akan dirajam.
Benarkah perempuan tak bisa bekerja, tak boleh belajar, tak boleh keluar, tak bisa berbinis karena akan dirazia tokonya dan sebagainya?
Jawabannya tidak. Perempuan bebas melakukan apapun selama tidak melanggar syariat dan terhindar dari mudharat.
Ketika media Barat menceritakan perempuan tersisih dalam ekonomi, ternyata sejumlah Youtuber lokal meliput tentang bos salon, bos toko perhiasan, bos toko baju, seluruhnya perempuan.
Contoh lainnya di bandara Kabul.
Perempuan bebas safar (bepergian) ke manapun asalkan ada anak, suami, saudara laki-laki, ayah, keponakan atau paman yang mendampingi. Ini adalah kesepakatan semua Ulama mazhab. Kecuali ada uzur syar'i. Catat, safar berbeda dengan sekedar pergi keluar rumah.
Di pintu masuk, seorang petugas bersandal jepit tak cuma memeriksa tiket, namun juga menanyakan hubungan si laki-laki dengan perempuan yang bersamanya.
Tak seperti di Bandara manapun, di sini tak ada satupun pramugari berpakaian ketat mencetak kontur tubuhnya, menor, apalagi yang roknya sobek hingga terbuka PAHA berstokingnya.
Profesi pramugari memang tak ada karena sulit menciptakan kondisi kerja yang syar'i bagi mereka.
Di segala penjuru bandara tak ada satupun penumpang perempuan berpakaian seronok.
Semua wanita berjilbab syar'i. Bandara sangat safe buat mata anak-anak dan neraka bagi mata keranjang. Di Saudi pun tak seperti ini, masih ada sejumlah penumpang berpakaian terbuka dan berdandan mencolok.
Untuk memeriksa barang bawaan menggunakan x-ray, Taliban menempatkan para petugas wanita. Sebab wanita lebih telaten, hati-hati dan teliti mengamati detail.
Bagian imigrasi pun menempatkan petugas perempuan. Mereka bisa bekerja aman, profesional dan tetap menaati hukum Allah.
(Pega Aji Sitama)