Kesan Pertama Seorang Pendeta Yahudi Kepada Rasulullah SAW

[PORTAL-ISLAM.ID]  Abdullah bin Salam awalnya adalah seorang pemimpin agama Yahudi di Madinah. Nama aslinya Husen bin Salam bin Al Harits.  

Sebagai seorang pemimpin agama Yahudi, Ia mengetahui isi kandungan dari Taurat. Oleh karena itu, Ia mengetahui akan hadirnya nabi terakhir. 

Abdullah bin Salam adalah seorang rabbi Yahudi di Yastrib (Madinah) yang dihormati dan disegani di kota itu baik dikalangan orang Yahudi maupun bukan. Pada kurun waktu yang cukup lama, kesehariannya dia beribadah, mengajar dan berkhotbah di kuil (sinagog). Selanjutnya dia bertekad untuk mengabdikan diri mendalami kitab Taurat, dalam pengabdiannya itu dia terpaku dan selalu terngiang pada beberapa ayat dalam kitab Taurat yang meramalkan tentang kedatangan seorang nabi yang akan melengkapi dakwah nabi-nabi terdahulu. Abdullah bin Salam menunjukan ketertarikannya dan segera bergegas ketika mendengar berita tentang kehadiran seorang nabi di Mekkah, Dia berkata:

"Ketika saya mendengar kabar kehadiran seorang nabi utusan Tuhan. Saya mulai mengumpulkan informasi dan membuat catatan tentang siapa namanya, silsilahnya, sifat-sifatnya, waktu dan tempat asalnya dan kemudian saya mencocokannya dengan apa yang ada dalam kitab suci kami. Dari catatan yang saya buat itu makin menguatkan keyakinan saya tentang bukti otentik kenabiannya sekaligus membenarkan tujuan misinya. Akan tetapi saya menyembunyikan keyakinan saya itu dari orang-orang Yahudi."

Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلاَمٍ قَالَ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ وَقِيلَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجِئْتُ فِى النَّاسِ لأَنْظُرَ إِلَيْهِ فَلَمَّا اسْتَبَنْتُ وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ وَكَانَ أَوَّلَ شَىْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ « أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ

Abdullah bin Salam berkata: Ketika Rasululah saw tiba di Madinah orang-orang berlari kepadanya. Dikatakan, Rasulullah datang, Rasulullh datang, Rasulullah datang. Akupun ikut bersama orang-orang untuk menyaksikannya. Setelah aku memandang wajahnya, yakinlah aku dari wajahnya ia bukan tipe pembohong. Yang pertama beliau ucapkan adalah, “Tebarkan salam (kedamaian), berilah makan, dan sholatlah saat manusia pada tidur (tahajud). Kamu akan masuk surga”. (HR. Tirmizi)

Abdullah bin Salam lalu masuk Islam. Ia juga mengajak kaumnya untuk mempercayai kerasulan Nabi Muhammad, tetapi kaumnya menolak dan menganggap Abdullah bin Salam sebagai pembohong, karena memeluk agama Islam.

Kisah lengkapnya...

Tatkala Rasulullah ke Madinah dan tiba di Quba', seorang juru panggil berseru menyatakan kedatangan beliau. Saat itu Husen bin Salam sedang berada di atas pohon kurma. Bibinya, Khalidah binti Harits, menunggu di bawah pohon tersebut. Begitu mendengar kedatangan Rasulullah, ia berteriak, "Allahu Akbar, Allahu Akbar!"

Mendengar teriakan itu, bibinya berkata, "Kamu akan kecewa. Seandainya saja kamu mendengar kedatangan Musa bin Imran, kamu tidak bisa berbuat apa-apa."

"Wahai bibi, demi Allah, dia adalah saudara Musa bin Imran. Dia dibangkitkan membawa agamanya yang sama," kata Husen.

"Diakah Nabi yang kau ceritakan itu?" tanya bibinya.

"Benar!" jawabnya lalu bergegas menemui Rasulullah yang sedang dikerumuni orang banyak. Setelah berdesak-desakan, akhirnya Husen berhasil menemui beliau.

Sabda beliau pertama kali adalah, "Wahai manusia, sebarluaskan salam. Beri makan orang yang kelaparan. Shalatlah di tengah malam, ketika orang banyak sedang tidur nyenyak. Pasti kamu masuk surga dengan bahagia."

Husen bin Salam memandangi Rasulullah dengan seksama. Ia yakin, wajah beliau tidak menunjukkan raut membohong. Perlahan Husen mendekat seraya mengucapkan dua kalimah syahadat.

Rasulullah bertanya padanya, "Siapa namamu?"

"Husen bin Salam," jawabnya.

"Mestinya Abdullah bin Salam," kata Rasulullah mengganti namanya dengan yang lebih baik.

"Saya setuju," kata Husen. "Demi Allah yang mengutus engkau dengan benar, mulai hari ini saya tidak ingin lagi memakai nama lain, selain Abdullah bin Salam."

Setelah itu Abdullah bin Salam pulang. Ia mengajak seluruh keluarganya—termasuk bibinya, Khalidah, yang saat itu sudah lanjut usia—untuk memeluk Islam. Mereka menerima ajakannnya. Abdullah meminta keluarganya untuk merahasiakan keislaman mereka dari orang-orang Yahudi hingga waktu yang tepat.

Tak berapa lama kemudian, Abdullah bin Salam menemui Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi suka berbohong dan sesat, saya meminta engkau memanggil ketua-ketua mereka, tapi jangan sampai mereka tahu kalau saya masuk Islam. Serulah mereka kepada agama Allah, saya akan bersembunyi di kamarmu mendengar reaksi mereka."

Rasulullah menerima permintaan tersebut. Beliau memasukkan Abdullah ke dalam bilik dan mengumpulkan para pemuka Yahudi. Rasulullah membacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur'an dan mengajak mereka memeluk Islam. Namun orang-orang Yahudi itu menolak, bahkan membantah kata-kata beliau.

Setelah mengetahui bahwa mereka enggan menerima seruannya, Rasulullah bertanya, "Bagaimana kedudukan Husen bin Salam menurut kalian?"

"Dia pemimpin kami, kepala pendeta kami dan pemuka kami," jawab mereka.

"Bagaimana pendapat kalian kalau dia masuk Islam? Maukah kalian mengikutinya?" tanya Rasulullah.

"Tidak mungkin! Tidak mungkin dia masuk Islam," jawab mereka serentak.

Tiba-tiba Abdullah bin Salam keluar dari bilik Rasulullah dan menemui mereka seraya berkata, "Wahai kaum Yahudi, bertakwalah kepada Allah. Terimalah agama yang dibawa Muhammad. Demi Allah, sesungguhnya kalian sudah mengetahui bahwa Muhammad benar-benar utusan Allah. Bukankah kalian telah membaca nama dan sifat-sifatnya dalam Taurat? Demi Allah, aku mengakui Muhammad adalah Rasulullah. Aku beriman kepadanya dan membenarkan segala ucapannya."

"Bohong!" jawab mereka. "Kau jahat dan bodoh, tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah!"

Mereka pun meninggalkan Abdullah bin Salam dan Rasulullah SAW. "Kau lihat, wahai Rasulullah. Orang-orang Yahudi itu pendusta dan sesat. Mereka tidak mau mengakui kebenaran walaupun di depan mata," ujar Abdullah.

Abdullah bin Salam menerima Islam seperti orang yang kehausan dan merindukan jalan ke telaga. Lidahnya selalu basah oleh untaian ayat-ayat Al-Qur'an. Ia selalu mengikuti seruan Rasulullah sehingga beliau mengabarinya berita gembira tentang surga.

(*)
Baca juga :