Keajaiban doa ibu
Oleh: Hamzah Yazid Attamimi
Kisah ini belum 24 jam terjadi di rumah saya.
Kemarin pagi kami berlebaran dengan hati kecut dan muka asem. Segala opor marag sambel goreng ati belasan kue bolu serta jajanan gagal menghilangkan perasaan sedih dan kesal.
Malam takbiran Idul Fitri versi pemerintah, Sekira jam 1 - 2 malam, QadarUllah motor adik saya hilang digondol maling.
Gerbang belakang pesantren dijebol. Motor yang pake keyless itu dinyalakan dan dibawa pergi.
Motor itu dipakai adik saya, Yang baru bulan ini seizin Allah hidup 100% dari penghasilannya sendiri, jualan minuman kunyit temulawak dan roti maryam.
Hilangnya motor berarti kakinya pincang dan bakal kerepotan mencari nafkah.
Motor itupun motor perjuangan. Dibelikan seorang ibu baik hati yang selalu menjadi tulang punggung bagi kami, anak2 muda miskin yang ingin berjuang.
Motor itu pernah saya naiki dari Malang ke Lombok saat tanggap bencana gempa Lombok 2018 lalu.
Setia menemani menjelajah berbagai daerah untuk membantu banyak orang susah. Dan terakhir karena adik saya butuh banget motor yang layak, saya pinjamkan padanya.
Kami kakak2nya ga tinggal diam. Semua menawarkan bantuan. Ada yang mau kasih motor istrinya. Ada yang ajak patungan belikan motor baru seken. Ada yang pasang badan usut ke daerah2 penadah motor2 curian.
Ba'da dzuhur suasana mendung baru mulai reda. Sanak saudara datang memenuhi rumah. Sebagian menghibur. Sebagian lagi mendoakan.
Suara bocil2 juga menghapus duka. Pikiran kami teralihkan. Terutama karena mikir "waduh banyak amat ya ponakan? Abis berapa nih THRan?!".
Sementara di sofa tengah rumah, Ibu saya duduk tenang. Ia tak terpengaruh segala kesedihan. Wajahnya tetap ceria. Hatinya bergembira. Tapi mulutnya terus komat-kamit melafal doa.
"Umi mah tenang. InsyaAllah kembali itu motor".
Semua doa ia baca. Istirja. Minta ganti yang lebih baik. Dsb. Tapi yang terus ia sebutkan "Kembalikan motornya ya Allah".
Berlalu hari lebaran. Dari siang sampai jam 11 malam rumah riuh didatangi hampir 100 anak mantu cucu dan kerabat dari berbagai penjuru. Satu persatu meramaikan suasana. Satu persatu pula meninggalkan rumah kembali ke penginapannya.
Menjelang tengah malam rumah sudah sepi. Tersisa sekira 20 an bocah saja yang bertahan. Mereka tidur seadanya. Di sofa. Kamar. Di lantai beralas karpet. Dimana2 tempat.
Sementara di kamarnya, Ibu saya shalat malam. Sujudnya panjang.
Biasanya doa beliau seribu satu macam. Semua anak cucu mantu saudara dan orang2 yang pernah berbuat baik pada keluarga kami disebutnya dalam kebaikan.
Tapi malam tadi pikirannya cuma tertuju pada motor yang hilang.
Dan meski ibu saya minta ganti motor itu pada Allah. Tapi sedari pagi hatinya tetap yakin pada Allah. Merasa motor itu akan Dia kembalikan.
Seharian itu Ibu saya selalu teguh pada keyakinan "InsyaAllah motornya balik... InsyaAllah motornya balik. Umi yakin sama Allah. Hati Umi tenang. InsyaAllah motornya balik dan InsyaAllah terus bermanfaat jadi pahala".
Malam makin larut. Semua pulas tertidur kelelahan. Kecuali ibu saya yang masih terus berdoa.
Dan Allah Maha Mengabulkan doa hamba-hambaNya yang beriman dan beramal shalih.
Keajaiban itu nyata.
Siapa sangka kalau Subuh tadi motornya sudah ada di depan rumah?!
Kondisi utuh kecuali beberapa part kecil yang hilang dan bodi yang sebagiannya dicat. Tapi selain itu ga kurang apapun!
Sedikit perbaikan mesin dan perapihan body, InsyaAllah motor berkah itu siap kembali menemani adik saya, mencari nafkah dan mengalirkan pahala bagi yang membelikannya.
Antum sedang dalam kesulitan apapun dan sekarang sedang mudik kampung bertemu Ibu?
Gembirakan beliau! Lalu minta doa sebanyak2nya!
Karena doa ibu itu nyata ajaibnya.
Baik buruk maupun baiknya!
Allahu Akbar!