Jangan Campur Adukkan Sepak Bola Dengan Politik
Lalu Sang Gubernur hanya boleh melihat dari kejauhan Ketika Tim Kesebelasan yang dibinanya (Persija) Menjurai Kejuaraan.
Dia tak dibolehkan untuk ikut turun ke lapangan mendampingi dalam Pemberian Piala kepada Tim Kesebelasan yang ada di kotanya sendiri. Berbeda perlakuan pada Gubernur sebelumnya.
Pertandingan itu berada di kotanya dan kesebelasan di kotanya itu memenangkan kejuaraan.
Yang selama ini sebagai Gubernur dia berikan perhatian sepenuhnya.
Persija yang telah 17 tahun tak berprestasi mengukir kembali kejayaannya.
Sang Gubernur DKI Jakarta itu tak mempermasalahkan perlakuan yang diterima pada dirinya.
Kalimatnya kalem dan sederhana: "Mereka (yang melarang Anies -red) hanya petugas yang diperintah oleh atasan, yang penting Persija Juara." (lihat video di bawah)
Esok harinya ribuan Jak Mania datang ke Balaikota mengiringi para pemain Persija menemui sang Gubernur.
Begitulah. Kekuasaan bisa membatasi langkah seseorang tapi tak bisa membatasi hati dan pikiran ribuan manusia.
Ribuan Jak Mania paham siapa yang harus mereka berikan kehormatan, karena Penghormatan bisa dibeli lewat kekuasaan ataupun uang, tapi Kehormatan hanya didapat dari tindakan yang berlandaskan pada keadilan. Mendapat respek dari banyak orang.
Jangan Campur Adukkan Sepakbola dengan Politik kata mereka.
Lalu kita semua tersenyum. Membuka lakon sejarah lembar demi lembar catatan setiap event penting yang selalunya menghalangi berbagai langkah yang sang Gubernur lakukan. IYC 18, Formula E dan banyak lagi lainnya.
Catatan itu ada, rekaman gambar itu nyata tak bisa diedit tak bisa dipungkiri.
Geisz Chalifah
(Alumni MBFA)
[Video legend]
Jangan Campur Adukkan Sepakbola Dengan POLITIK!!!! pic.twitter.com/D7Z7QDbeZE
— Geisz Chalifah (@GeiszChalifah) March 31, 2023