"Dosa Ganjar" 100 Triliun
Dampak Ekonomi Batalnya Piala Dunia U-20, Indonesia Kehilangan Potensi hingga Rp 100 Triliun
Terus terang gw mengerti kenapa Pak Jokowi pusing selama 2 minggu mengurus Piala Dunia U-20 yang rencananya akan digelar bulan Mei - Juni 2023 ini.
Kenapa tidak, persiapan menjadi tuan rumah yang dimulai semenjak 2019 dan sekaligus menjadi peserta gelaran pertandingan ini sangat bergengsi bagi pemerintahan Pak Jo yang tak pernah henti dirundung masalah, ditengah rentetan berita berita negatif yang sangat menyudutkan pemerintah mulai dari kasus Ferdy Sambo, Teddy Minahasa, Rafael Alun dan terus berlanjut dengan kasus TPPU yang mahadahsyat, 349 Triliyun.
Diharapkan gelaran Pildun U-20 ini akan menjadi oase penyejuk yang bisa dibanggakan ditengah keringnya prestasi. Sudah terbayang bagaimana atraktifnya acara pembukaan nanti. Bagaimana Pak Jo akan melakukan tendangan perdana sebagai pertanda gelaran Pildun U-20 dimulai. Berita itu pasti akan menghiasi halaman pertama media massa dan postingan serta cuitan para buzzeRp.
Dan keesokan harinya, kemeriahanya akan ditutup dengan berita manis dari lembaga survey "Kepuasan Rakyat terhadap pemerintah meningkat menjadi 99,9% dan tidak terpengaruh oleh kasus Rafael Alun dan TPPU 349 T".😁
Ah, sekarang impian itu tetiba buyar seiring dengan pemberitahuan FIFA bahwa Indonesia dicoret sebagai tuan rumah Pildun U-20 2023.
Njar, njar... kamu sih lebih dengerin kata mamak dari pada bapak. Makanya jadi begini.
Dosa mu Njar, 100 Triliyun.. hiks. 😪
(T Gusmand)