Ditemui di Rumahnya di Jombang, Peneliti BRIN AP Hasanuddin Ngaku Dia Yang Menulis di FB, Akunnya Tidak Dihack

[PORTAL-ISLAM.ID]  Saya izin bantu merapikan thread dari @Iphoel_Goes yg tadi sore (Senin, 24/4/2023) di Diwek, Jombang, Jawa Timur, telah bertemu dengan peneliti BRIN AP Hasanuddin yang mengancam membunuh warga Muhammadiyah. 

Dalam pertemuan itu, ada beberapa hal yang didiskusikan dan dikonfirmasi. Berikut thread-nya:

1. Assalamualaikum Wr Wb.  Terkait kedatangan saya ke rumah Andi Pangerang Hasanudin,  Itu atas inisiatif saya sendiri karena posting alamat yang tidak jauh dari rumah saya. Saya hanya memastikan bahwa dia saat ini betul-betul ada di Jombang Jatim.

2. Kedatangan saya ke rumah APH tidak mewakili institusi atau organisasi. Hanya memastikan bahwa alamat yang ditulis itu sesuai dengan fakta yang ada sehingga saya kepingin membuktikan alamat itu.

3. Ketika akan berangkat, saya ajak istri saya untuk menemani. Walau anak-anak kami melarang untuk mendatangi rumahnya, khawatir terjadi apa2 karena ini masalah ancaman pembunuhan.  Anak2 khawatir orang tuanya kenapa2 termasuk tewas saat mendatangi rumahnya.

4. Kami naik motor berdua, sesuai alamat, gak sampai 10 menit sdh sampai. Di Mushollah kami bertemu dengan koordinator perumahan, setelah ngobrol sebentar, saya minta izin untuk mendatangi rumahnya. Dan diberi izin oleh beliau.

5. Kami berdua sebagai manusia normal, sebetulnya kami juga was2 dan takut kalau terjadi apa2. Apalagi kami juga gak bawa apa2, selain hp dan tanda pengenal kami berdua di tas kecil. Apalagi melihat nama depannya, sudah terbayang2 badik yg siap mencabik

6. Saya ketuk pagar rumah, dan APH langsung keluar untuk membukakan pintu pagar mempersilahkan masuk. Saya Salami duluan dia, terlihat wajahnya yg tiba2 berubah. Selanjutnya kami dipersilahkan duduk, dan mengambilkan kursi lagi untuk istri saya.

7. Saya sampaikan bahwa, saya ingin memastikan,  apa benar sampean yang menulis di FB terkait ancaman pembunuhan? Dia menjawab, iya benar saya yang menulis.

8. Selanjutnya dengan terbata2 menyampaikan bahwa saat menulis dalam kondisi tertekan karena membaca postingan2 di FB nya.  Saya tidak menanggapi Masalah ini, karena itu urusan dia dengan orang lain.  Tidak ada substansi yg berhubungan dengan Masalah ancaman pembunuhan.

9. Terkait tulisan yang ditulis di FB, dia bilang bahwa saat itu dia tidak kuat menerima hasil diskusi di FB yg TDK sesuai dengan keinginannya. Saya juga tdk berkomentar atau mendebat, walaupun dalam posisi yg memungkinkan krn bicaranya sudah tidak fokus.

10. Dia menyesal membuat tulisan itu dan tdk menyangka respon yang terjadi di masyarakat.  Saya hanya berkomentar pendek, "makanya ketika menulis harus difikirkan dampak sosial di masyarakat".

11. Dia meminta maaf karena tulisan itu. Saya tidak berkomentar, karena pertemuan ini sifatnya pribadi atas inisiatif saya sendiri tanpa ada janjian sebelumnya. Sedangkan tulisan ancaman itu menyangkut dengan organisasi besar.

12. Tujuan saya posting video pertemuan agar para hadirin mengetahui bahwa alamat yg ditulis sesuai dengan yg ada di FB nya, dan tidak bertanya2 lagi. Bahwa APH orgnya betul2 ada.

13. Saya sampaikan bahwa intelektual dan kemampuan berfikir harus sejalan dengan dinamika sosial. Jaga lisan agar tulisan bisa membuat ketenangan bukan permusuhan karena akan berdampak besar terhadap kegaduhan.

14. Selanjutnya saya tanya karena baru ingat. Apakah ketika menulis ancaman itu, FB dalam kondisi di hack?? Dia jawab tidak di hack.

*Sumber Tweet:  @Iphoel_Goes

[VIDEO]
Baca juga :