DIKTATOR PIPIS DI CELANA

[PORTAL-ISLAM.ID] Sudan Selatan (South Sudan) yang mayoritas Kristen merdeka penuh tahun 2011 dari Sudan.

Awalnya seluruh negeri Sudan merupakan bagian dari provinsi Mesir-Ottoman.

Namun Mesir dengan dukungan Inggris kemudian memberontak pada Khilafah Turki. Tak lama, malah Mesir yang ditaklukkan oleh Inggris. Raja Mesir berserta seluruh kekuasaannya menjadi hanya bawahan Ratu Inggris.

Setelah revolusi Mesir yang menumbangkan Raja Faruk pada 1952, Sudan lalu memerdekakan diri. Tapi itu karena pemerintah baru Republik Mesir melepas klaim teritori atas Sudan.

Sudan Utara dan Sudan Selatan yang pada dasarnya berbeda dalam semua hal, termasuk agama, Bahasa dan etnik, bergabung dalam satu negara kesatuan bernama Sudan.

Wilayah selatan dengan mayoritas Kristen dan animisme nya itu berulang kali memberontak kepada pemerintah pusat Sudan yang dipegang Muslim.

Konflik ini tak melulu soal agama, Isu ketidakadilan dan kediktatoran menjadi bahan bakar serius dalam ketidakpuasan masyarakat Sudan atas pemerintahnya.

Pemberontakan tidak hanya dilancarkankaum Kristen di selatan. Daerah Sudan yang mayoritas Muslim non Arab pun ikut memberontak. Pemberontakan berujung perang sipil inilah yang di kemudian hari dikenal sebagai Perang Darfur.

Nama Darfur tidak asing bagi militer Indonesia. Sebab berulangkali TNI-Polri dikirim kesana sebagai rangkaian misi perdamaian PBB.

Kembali ke Sudan selatan. Tahun 1971 meletus pemberontakan berskala besar. Untuk meredakan situasi maka pemerintah pusat memberi wilayah Selatan status otonomi khusus seluas-luasnya.

Peristiwa ini mengorbitkan nama seorang pemuda bernama Salva Kiir Mayardit. Ia milisi pemberontak rendahan yang karena pemberontakan tahun 1971 itu akhirnya memiliki karir cemerlang.

Dari yang tadinya hanya milisi biasa, Saat bergabung dalam SPLM (Sudan People's Liberation Movement), Salva Kiir berhasil meniti karir menjadi komandan berpengaruh di dalam SPLM. Mengepalai unit elit pemberontak SPLA yang saat itu dipimpin John Garang.

Tahun 1983 SPLM melancarkan pemberontakan lagi, setelah presiden Nimeiry menetapkan Sudan sebagai negara Islam dan akan menerapkan hukum syariat Islam.

Anehnya di kemudian hari SPLM terpecah. Bahkan terjadi saling baku bunuh sesama SPLM. Melihat perpecahan itu pemerintah pusat tepuk tangan sembari mendukung SPLM sempalan.

Tapi SPLM yang asli tetap bertahan. Bahkan ketika tahun 2005 kontrak perdamaian alias transaksi politik tercipta, Presiden Sudan Omar Bashir mengangkat John Garang diangkat sebagai Wapres nya.

Baru 6 bulan menjabat John Garang meninggal dunia. Maka wakilnya di masa pemberontakan, Salva Kiir, ditunjuk menggantikan sebagai Wapres.

Tapi kompromi nasional ini tidak bertahan lama. Bashir malah setuju menggelar referendum di wilayah Selatan dengan pilihan merdeka atau tidak. Hasilnya 98% orang Sudan Selatan memilih merdeka.

Maka Salva Kiir menjadi presiden pertama Sudan Selatan.
Baru saja merdeka, Sudan Selatan langsung dilanda perang saudara. Antar suku saling memusuhi. Kelompok bersenjata bermunculan dan berceceran di seantero negeri.

Mereka tidak suka pada presiden Kiir yang dianggap diktator karena menetapkan kekuasaan tanpa batas waktu.

Diserbu berbagai goncangan politik dan bersenjata, Salva Kiir berhasil. Pemberontakan bersenjata, termasuk kudeta dari rekan dekatnya, sukses ia atasi.

Ironisnya akibat segala kericuhan ini, 400.000 warga Sudan Selatan tewas. Jumlah korban tewas yang jauh lebih banyak daripada saat memberontak melawan Sudan dahulu.

Saat ini, setelah lebih dari 1 dekade merdeka, Sudan Selatan masih menjadi negara termiskin di Afrika. Bahkan 3 kali lebih miskin daripada bekas negara induknya, Sudan.

Di tengah segala kecermelangan karir dan pencapaian politik, presiden Kiir mengalami hal tak mengenakkan.

Desember 2022, ia menghadiri acara resmi kenegaraan. Diiringi lagu patriotik, Acara berlangsung khidmat. Sampai seorang wartawan merekam celana sang presiden.

Dari bagian tengah pahanya mengalir air misterius hingga ke sepatu.

Akibat kejadian ini, 6 jurnalis yang diduga merekam dan memberitakan langsung dijebloskan ke penjara.[Fathi Nasrullah]

Baca juga :