Banyak non-muslim kagum dan tersentuh dengan perlakuan sang Imam terhadap kucing yang memanjat tubuhnya yang videonya viral di jagad sosial media

[PORTAL-ISLAM.ID] Kejadian imam yang buta dan kucing yang memanjat tubuhnya jadi viral. Sebuah humanisme ditampakkan dalam ibadah puncak Islam yaitu shalat.

Banyak non muslim kagum dan tersentuh dengan perlakuan sang imam.

Orang yang paham psikologi massa tentu mengerti kenapa hal kecil seperti ini jadi perhatian orang. Makanya menjadi bagian dari fiqh dakwah adalah memperhatikan perasaan massa dan opini publik, bukan untuk menuruti keburukan mereka tapi lebih mengambil hati mereka yang mudah tersentuh pada hal-hal humanis.

Tapi kalangan pendengki tetap ada, ada yang menuduh sang imam riya`lah, macam-macam deh, tapi sungguh mereka seperti anjing menggonggong saja. Padahal meletakkan kamera di depan imam itu terjadi di banyak masjid termasuk masjid Haram dan Nabawi, tujuannya untuk merekam dan menyiarkan langsung di media atau tujuan postif lainnya. Apalagi sang imam yg viral konon buta. 

Dalam sejarah syariat Islam sendiri ada beberapa kejadian menunjukkan petunjuk Rasulullah dan sahabat untuk menyayangi kucing.

Hadits paling terkenal adalah hadits Abu Qatadah yang ada dalam Kitab Muwaththa`  Imam Malik, Musnad Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah serta Shahih Ibni Hibban dengan sanad yang shahih di mana ketika hendak wudhu, air yang mau dipakai Abu Qatadah malah diminum kucing dan Abu Qatadah bukan marah sama kucing itu malah membantunya minum baru kemudian wudhu dari bekas minum kucing. Bayangkan salah satu panglima besar Islam yang berhasil membunuh Kaisar Persia begitu lembut dengan binatang satu ini dan menyampaikan hadits Rasulullah bahwa kucing itu bukan najis.

Tak kalah terkenal adalah sahabat Abu Hurairah yang kenapa dinamakan Abu Hurairah (bapak kucing) karena sejak kecil dia punya kucing kecil yang kalau malam dia taro di atas pohon, kalau siang dia ajak main, sampai-sampai orang kampungnya menjulukinya Abu Hurairah. Demikian dia ceritakan sendiri kepada sahabatnya Abu Rafi' sebagaimana tertuang dalam Sunan At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan.

Satu lagi yang shahih adalah dari Aisyah yang mendapatkan potongan roti lalu ada kucing makan sebagian, dan Aisyah malah makan dari bekas gigitan kucing itu lalu menyampaikan hadits Rasulullah bahwa kucing itu tidak najis dan bahwa Rasulullah pernah berwudhu dari bekas minum kucing. Haditsnya ada dalam Sunan Abi Daud.

Lalu ada lagi riwayat dari Aisyah bahwa Rasulullah menyebut kucing itu sebagai mata'ul bait (hiasan rumah) tapi riwayatnya dha'if, disebut oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Ad-Dirayah fi Takhrij Ahadits Al-Hidayah dan dia katakan sanadnya dhaif.

Adapun riwayat bahwa Rasulullah punya kucing bernama ini dan itu maka itu palsu. Begitu pula riwayat bahwa ada seekor kucing tidur di pakaian Rasulullah dan beliau tidak mau bangun sampai kucing itu bangun juga tak jelas sumbernya dari mana.

(Ustadz Anshari Taslim)
Baca juga :