Bagaimana cara menghilangkan perbedaan penetapan awal Ramadhan dan Syawal di negeri ini, yang hampir selalu berulang tiap tahun?

Oleh: Ustadz Muhammad Abduh Negara

Bagaimana cara menghilangkan perbedaan penetapan awal Ramadhan dan Syawwal di negeri ini, yang hampir selalu berulang tiap tahun?

Paling tidak ada 2 cara:

1. Semua pihak sepakat mengambil pendapat yang sama, baik ru'yah murni, ru'yah yang didukung hisab (hisab imkanur ru'yah dengan penetapan derajat yang sama), atau hisab murni wujudul hilal.

Namun hal ini tentu sulit sekali, karena masing-masing pihak punya dalil dan argumentasi sendiri-sendiri, yang rajih menurutnya. Menyatukan pendapat pada kondisi ini, perlu diskusi panjang berjilid-jilid, dan belum tentu ada titik temu.

Yang terbiasa belajar fiqih perbandingan pendapat, tentu paham sulitnya menyatukan perbedaan pendapat menjadi hanya satu pendapat saja secara ilmiah.

2. Pihak pemerintah membuat keputusan bulat penetapan 1 Ramadhan dan Syawwal, yang wajib diikuti oleh semua, dan tidak boleh diselisihi. Sekaligus melarang pihak manapun untuk mengumumkan 1 Ramadhan dan 1 Syawwal yang berbeda dengan keputusan pemerintah.

Namun hal ini juga sulit dilakukan di negeri ini, karena negeri ini punya kekhasan tersendiri, semisal:

• Status pemerintah sebagai waliyyul amri (yang keputusannya wajib ditaati selama bukan maksiat) masih dipertanyakan oleh sekian kalangan.

• Keberadaan sekian ormas besar di negeri ini, yang usianya lebih tua dari republik, bahkan mereka memiliki kontribusi atas merdekanya negeri ini, tentu membuat pemerintah sulit untuk mengabaikan keberadaan mereka saat mengambil keputusan.

• Pemerintah sendiri yang selama ini membiarkan berbagai kelompok Islam mengumumkan penetapan Ramadhan dan Idul Fithri sendiri, yang kadang bahkan sering berbeda dengan keputusan pemerintah.

•••

Bagaimana dengan Hadits, "Puasa itu pada hari kalian berpuasa, dan berbuka (selesai puasa) itu pada hari kalian berbuka", yang menurut sekian ulama, menunjukkan kita disuruh untuk berpuasa dan berhari raya mengikuti mayoritas muslim dan tidak berbeda dengan mereka?

Masalahnya, di negeri ini, baik yang hari rayanya Jum'at, maupun yang hari rayanya (kemungkinan besar) Sabtu, sama-sama berjumlah besar, sama-sama jumlahnya puluhan juta. Lalu siapa yang berbeda dengan muslim kebanyakan?

•••

Terus bagaimana?

Ya, selama 2 cara yang saya sebutkan di atas belum terwujud, kita terima saja fakta perbedaan ini. Mau bagaimana lagi? 

(***)
Baca juga :